Kedua:
Bertaubat Dari Segala Dosa Yang Pernah Diperbuat.
Ini adalah
salah satu makna hijrah yang paling agung, yaitu berhijrah dari bermaksiat kepada Allah menuju keta'atan kepadaNya. Dan
adapun maksiat yang paling besar adalah syirik, Allah Subuhanahu Wata'ala Telah
Berfirman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ
وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika
Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Q.S Luqman ayat 13)
Allah Subuhanahu Wata'ala juga Telah Berfirman:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S
A-nisa ayat 48)
Maka siapapun yang telah melakukan kesyirikan harus
segera bertaubat pada Allah, segera hijrah kepada Allah 'azza wajalla dengan
cara meninggalkan kesyirikanya serta menggantinya dengan ibadah dan taat pada Allah
semata. Sekalipun Allah Subuhanahu Wata'ala Telah Berfirman:
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar. (Q.S A-nisa ayat 48)
akan
tetapi jika pelakunya segera bertaubat dan meninggalkan kesyirikan itu sebelum
sakaratul maut tiba atau sebelum hari kiamat datang maka sungguh Allah pasti
akan mengampuninya.
Rasululullah
Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ
الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. (رواه الترمذي وقال حديث حسن
Artinya: Dari Abi Abdurrahman bin
Abdillah bin Umar bin Khathab (semoga Allah meridhai keduanya) dari Nabi beliau
bersabda: “Sesunguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawa belum
berada di kerongkongannya.
(HR. At-Tirmizi no. 1531, Ibnu Majah no. 3407, & dinyatakan shahih
oleh Al-Albani dlm Shahih Al-Jami’ no. 1309)
Allah
subuhanahu wata'ala telah berfirman:
قُلْ يَا
عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا
مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُنُوْبَ
جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. (الزمر: 53)
Katakanlah:
“Wahai
hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(az-Zumar: 53)
Maka oleh karena itu, hendaknya hamba
yang berharap akan keridhoan dan pertemuan dengan Allah, agar segera berhijrah dari
bermaksiat pada Allah menuju ketaatan dan kepatuhan yang utuh kepada yang maha pengampun
lagi maha mensucikan jiwa, sesungguhnya Allah subuhanahu wata'ala mencintai orang-orang
yang berhijrah (bertaubat), Allah Subuhanahu Wata'ala Berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ
الْمُتَطَهِّرِينَ.
Artinya: Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat lagi mensucikan dirinya. (Q.S Al-baqarah ayat 222)
Dan Allah subuhanahu wata'ala telah berfirman:
وَاللَّهُ
يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Artinya:
Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih (mensucikan dirinya). (Q.S
At-taubah ayat 108)
Maka dengan itu, marilah kita segera bertaubat
kepada Allah dari segala dosa yang sempat mengotori jiwa, Allah Subuhanahu Wata'ala
Telah Berfirman:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ
يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S
At-tahrim ayat 8)
Rasulullah
Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
قَالَ الله تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَا بْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا
دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ
أُبَالِيْ. يَا بْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغْتَ
ذُنُوْبَكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ
أُبَالِيْ. يَا بْنَ آدَمَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ
لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا َلأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. --
رواه الترمذي وحسنه
Artinya: Wahai anak Adam selama
engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun
yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu
mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni
engkau dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan
sepenuh bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu
dengan sepenuh itu pula ampunan. (HR. Tirmidzi – Hadits Hasan)
Dan jangan di undur-undur taubatnya serta janga
kita harus berjanji pada allah agar tidak mengulangi lagi segala dosa dan
maksiat itu, karena Allah subuhanahu wata'ala telah berfirman:
إِنَّمَا
التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ
يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ
اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: Sesungguhnya taubat di
sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran
kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah
yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(Q.S An-nisa' ayat 17)
Orang yang berhijrah dalam makna taubat ini, sungguh
mereka termasuk orang-orang yang beruntung, Allah Subuhanahu Wata'ala Telah
Berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.(Q.S An-nur ayat 31)
Dosa apapun
yang telah kita lakukan, jika kita betul-betul melakukan taubat nasuhah maka Allah akan mengampuninya, Allah Subuhanahu
Wata'ala Telah Berfirman:
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Artinya: Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan, (Q.S Asy
Syuura ayat 25)
Dan Allah Subuhanahu Wata'ala Telah Berfirman didalam
Q.S At-taubah ayat 104:
أَلَمْ
يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ
الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya: Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari
hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang?".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar