BAHAYA FITNAH
Apakah fitnah itu? Sebuah pertanyaan yang semua orang bisa menjawabnya.
Adu domba atau fitnah adalah, menukil satu perkataan yang tidak jelas
kebenaranya dari seseorang atau
sekelompok kemudian menceritakannya kepada yang lain, tanpa meneliti dan
melakukan pengecekan akan kebenaran berita itu. Sehingga menimbulkan kebohongan dan kedustaan yang berakibat pada
kerusakan yang nyata.
Ini kerap kali manusia
menganggapnya sesuatu hal yang biasa, dan berpikir bahwa ini adalah hal yang
tidak begitu bermasalah sehingga mereka dengan mudah untuk melakukan hal ini
terhadap temannya atau kepada kelompok tertentu dengan niat untuk menjatuhkan
atau melemahkannya. Padahal ini adalah hal yang sangat besar disisi Allah, dan
ini termasuk dosa besar. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا مَرَّ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا
لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ مِنْ كَبِيرٍ ثُمَّ قَالَ بَلَى أَمَّا
أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَسْعَى بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا
يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ قَالَ ثُمَّ أَخَذَ عُودًا رَطْبًا فَكَسَرَهُ
بِاثْنَتَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَلَى قَبْرٍ ثُمَّ قَالَ
لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Artinya:
dari Ibnu Abbas radhiyallah ‘anhu berkata, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam melewati dua kuburan kemudian bersabda: sesungguhnya mereka berdua
sedang diazab, dan mereka tidak diazab karena hal yang besar, kemudian beliau
bersabda: “betul” adapun yang satu
karena dia jalan menyebarkan fitnah (namimah), dan yang satunya karena
ia tidak membersihkan kencingnya, Ibnu Abbas Berkata: kemudian Rasulullah
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
mengambil batang kelopak korma
dan membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkannya diatas kedua
kuburan mereka, para sahabat bertanya: wahai Rasulullah! kenapa engkau
melakukan ini? Beliau menjawab: semoga mereka berdua diringankan azabnya oleh
Allah sampai batang ini mengering”. (H.R Bukhari )
Disini Rasulullah bersabda: “dan
tidaklah diazab karena hal yang besar” yaitu besar disisi manusia dikarenakan
mereka telah menganggap bahwa ini hal yang
biasa. Kemudian Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda lagi: “ betul” yaitu, betul bahwa
ini adalah besar disisi allah (termasuk dosa besar).
Oleh karena itu, Wahai hamba
allah! Mengadu domba atau menfitnah adalah termasuk dosa besar, karena Allah
menjanjikan azab untuk orang yang melakukannya, dan semua yang berakibat bagi
pelakunya azab atau laknat Allah adalah termasuk dosa besar. Oleh karena itulah
wahai hamba Allah, hati-hatilah dengan bahaya adu domba ataupun fitnah. Jangan
suka menyebarkan fitnah ditengah-tengah manusia, karena Allah akan
mengazab orang yang suka menyebarkan fitnah.
Adu domba atau fitnah ini,
bisa datang dari sesama kaum muslimin dikarenakan kebodohan mereka. Juga bisa
datang dari orang-orang munafik yang berwajah dua untuk merusak Islam dan kaum
muslimin, dan bisa juga datang dari kalangan kaum kafir untuk menghancurkan
Islam dan orang-orang yang beriman.
Jika datang kepadamu satu berita maka
lihatlah siapa yang membawa berita itu, dan ceklah serta telitilah berita yang
ia bawa, jangan langsung percaya
terhadap berita yang mengandung syubhat dan adudomba ataupun fitnah.
Jika berita itu
datang dari orang yang fasik atau pembohong atau pendosa maka janganlah
dipercaya karena saksinya orang fasik tidak bisa diterima dan itu akan
berakibat fatal bagimu, juga bagi saudaramu yang difitnah didunia dan akhirat.
Oleh karena itulah Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ}
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu. (Q.S Al-Hujrat: 6)
Renungilah
sebab turunya ayat ini wahai hamba allah! ayat ini turun kepada al-walid bin
‘uqbah bin abi mu’ith, ia di utus oleh nabi shollallahu alaihi wa salam kepada
bani mushtholiq untuk memungut zakat dari harta mereka, ketika bani mushtholiq
mendengar kedatanganya, mereka
menemuinya dengan sangat gembira, kemudian al-walid takut terhadap mereka dan
menyangka bahwa mereka akan membunuhnya. Iapun kembali kepada Nabi Shollallahu
‘Alahi Wasllam dan mengatakan kepada rasulullah shollallahu ‘alahi wasallam
bahwa mereka menolak untuk mengeluarkan zakat dn ingin membuhnya, kemudian
mereka mengutus kepada Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam utusan, dan
mengabarkan bahwa al-wlid telah berbohong. Maka allah kemudian menurunkan ayat
ini.
Wahai kaum
muslimin! ini menunjukkan kita tidak boleh memebenarkan kabar yang dibawa oleh
orang fasik lagi munafik. Oleh karena itu janganlah mengikuti mereka, allah
subuhanahu wata’ala berfirman:
{وَلاَ
تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَّهِينٍ هَمَّازٍ مَّشَّاءِ بِنَمِيمٍ مَّنَّاعٍ
لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ}
Artinya:
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang
banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi
perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain
dari itu, yang terkenal kejahatannya (Q.S Al-Qalam : 10-13)
Takutlah
terhadap bahaya fitnah wahai hamba allah! Berapa banyak nyawa yang melayang
gara-gara adu domba dan fitnah, berapa banyak kerusakan hubungan silaturrahim
seorang dengan saudaranya disebabkan fitnah, dan berapa banyak perang terjadi
gara-gara adu domba. Wal-‘Iyadzu Billah…Nas’alullah Salamatan Wal-‘Afiyah
.
Ingatkah
anda dengan kisah nabi allah yusuf ‘alaihissalam? Bagaimana ketika syetan
laknatullah mengadu domba antara yusuf dan saudara-saudaranya, yang berakhir
kepada permusuhan saudara-saudara yusuf kepada nabi allah subuhanahu wata’ala
yaitu yusuf yang berujung kepada pembuatan makar mereka untuk membuang yusuf
kedalam sumur. Ini dilukiskan allah dalam firmanya:
{وَقَالَ
يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقّاً
وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ
الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي }.
Artinya:
Dan Yusuf berkata: "Wahai ayahku inilah tafsir mimpiku yang dulu;
sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya
Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara
dan ketika membawa kalian dari dusun, setelah syaitan merusakkan (hubungan)
antaraku dan saudara-saudaraku.(Q.S Yusuf :100)
Begitupun
kisah nabi yusuf dengan istri aziz dan perempuan-perempuan dikota mesir, yang
berujung kepada Nabi Yusuf ‘Alaihi Wasallam dipenjara. Beliau tidak salah
sedikitpun tapi merekalah yang salah yang memnfitnah yusuf dengan fitnah yang
sangat buruk. Allah subuhanahu wata’ala berfirman:
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ
إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.
Artinya:
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya
mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah
aku termasuk orang-orang yang bodoh. Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan
Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. ".(Q.S Yusuf :33-34)
Lihat
dan renungkan apa yang terjadi didalam Kisah al- ifq
Diriwayatkan
bukhari dalam shohihnya dari ‘Aisyah radhiyallah ‘anha, ia berkata: Rasulullah
Shollallahu ‘Alaihi Wasllam kalau hendak bepergian beliau undi antara istri-istri beliau, siapa
diantara mereka yang keluar undianya, beliau membawanya berangkat. Beliau
mengundi antara kami untuk pergi kepada suatu peperangan. Maka keluarlah undian
saya. Lalu saya berangkat bersama beliau sesudah turun ayat hizab (perintah
bertutup muka). Saya dibawa dan ditumpangkan diatas sekedup, lalu kami
berjalan.
Setelah Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam selesai dari peperangan itu, beliau berangkat
pulang. Setelah kami berhenti dekat madinah, malam harinya diberitahukan untuk
berangkat. Ketika pemberitahuan itu, sayapun berdiri lalu berjalan hingga saya
melampui tentara. Setelah saya menyiapkan keperluan, dan saya bersiap-siap
untuk berangkat, saya raba dada saya kebetulan kalung saya jaz’I azfar
(sebangsa akik) telah putus. Segera saya kembali mencari kalung saya, sehingga
saya terlambat karena mencarinya. Mereka yang akan kembali itu datang ketempat
saya tadi, lalu mereka angkat sekedup saya kemudian mereka letakkan diatas punggung unta
kendaraan saya.
Mereka mengira saya dalam sekedup
itu, karena perempuan waktu itu ringan, tiada berat badanya dan tiada banyak
dagingnya. Karena mereka makan hanya sedikit. Orang itu tiada curiga ketika
mengangkatnya. Lalu sekedup itu mereka bawa. Mereka menyuruh unta berdiri dan
terus berjalan. Saya mendapatkan Kalung setelah tentara pergi. Kemudian Saya
datang ditempat tentara tetapi tidak ada seorangpun lagi disitu, lalu saya
kembali ketempat saya semula karena menurut dugaan saya tentu setelah mereka
tau bahwa setelah saya hilang mereka akan mencari saya.
Ketika saya sedang duduk, mata saya mengantuk, lalu saya
tertidur. Safwan bin mu’athatal as-sulami zakwani berjalan dibelakang tentara.
Waktu subuh ia tiba dekat tempatku, maka dilihatnya bayangan manusia yang
sedang tidur lalu ia datang menemui saya. Dan ia pernah melihat saya sebelum
berhizab, lalu saya terbangun karena ia membaca: “inna lillahi wa inna ilahi
raaji’un. Ketika ia menyimpuhkan untanya , kemudian diinjaknya tangan unta itu.
Lalu saya kendarai. Lalu iapun berjalan menghela unta saya sehingga kami sampai
kepada tentara ketika mereka sedng beristrahat waktu mulai tengah hari.
Maka curigalah orang yang curiga, yang mempelopori kabar
dusta itu adalah abdullah bin ubay bin salul, kemudian kami sampai dimadinah
dan saya sakit selama sebulan. Mereka menyiarkan kabar bohong. Saya merasakan
sewaktu saya sakit, saya tidak melihat kesayangan Rasulullah Shollallahu ‘Alahi
Wasallam sebagaimana biasa saya lihat kalau saya sakit. jika belia masuk, beliau hanya memberi salam kemudian
bertanya: bagaimana keadaanmu?” saya tidak mengetahui hal yang demikian itu
sampai saya sembuh. Saya keluar bersama ummu misthah ketempat buang air besar,
kami hanya keluar malam hari. Itu sebelum kami membuat wc dekat rumah kami. Dan
keadaan kami sebagaimana orang arab zaman dahulu, buang air ditengah padang.
Lalu
saya berjalan bersama Ummu Misthah, Umuu Misthah Binti Abu Ruhmin terbentur
pada kainya. Lalu berkata: “ celaka Misthah” saya berkata kepadanya: “ Alangkah
jeleknya perkataanmu, mengapa engkau mencaci maki laki-laki yang turut beserta
dalam peperangan badar?” ia menjawab: “Hai! Tidakkah engkau tahu apa yang
mereka katakan? Lalu diceritakanya kepada
saya berita bohong itu, maka bertambahlah penyakit saya, disamping sakit yang
telah ada. Setelah saya kembali kerumah, Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam
masuk ketempat saya, lalu beliau memberi salam dan bertanya: “ bagaimana
keadaanmu?” saya menjawab: “ Izinkanlah saya menemui ibu bapak saya”.
Aisyah
berkata: “ ketika itu saya hendak meyakinkan kabar itu dari keduanya. Rasulullah
Shollallahu ‘Alahi Wasallam mengizinkan saya, lalu saya datang menjumpai ibu bapak saya.
Saya bertanya kepada ibu: “ apakah yang ramai dibicarakan orang banyak?” beliau
menjawab: “ wahai anakku! Janganlah engkau pedulikan keadaan itu terhadap
dirimu! Demi allah, sesungguhnya jaranglah perempuan cantik disamping laki-laki
yang mengasihinya dan ia bermadu. Tentulah madunya akan memperbanyak cacian
padanya. Saya berkata: “ subhanallah! Benarlah orang banyak membicarakan hal
ini” ‘Aisyah berkata: “Malamnya saya tinggal disitu sampai pagi, air mataku
mengalir tiada putus-putus, dan saya tidak bisa tidur.
Pada
paginya Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam memanggil ali bin abu thalib dan
usamah bin zaid, ketika wahyu lambat turunya. Beliau bermusyauwarah dengan
keduanya, mengenai perpisahan dengan istri beliau. Adapun usamah memberikan
pandanganya kepada beliau dengan nama
allah yang mengetahui diri beliau tentang kasihnya terhadap mereka, usama
berkata: “Tentang hal istri tuan hai Rasulullah! Tiada yang kami ketahui
melainkan baik” ali bin abi thalib berkata: “ Wahai Rasulullah! Tuhan tiada
akan menyulitkan tuan, perempuan yang lain masih banyak, tuan tanyakan barirah,
dia akan berkata benar pada tuan.
Rasulullah
Shollallahu ‘Alahi Wasallam memanggil barirah, lalu beliau bertanya: “ wahai
barirah! Adakah engkau ketahui pada aisyah sesuatu yang mencurigakan engkau?”
Barirah Menjawab: “ Tidak, demi Allah yang mengutus tuan dengan haq, tiada
hamba ketahui padanya keadaan yang dapat hamba cela. Tapi ia hanya seorang yang
muda usianya, ia tidur meninggalkan tepung yang dibasahi untuk membuat roti,
dan binatang-bintang kecil datang memakannya.” Hari itu Rasulullah Shollallahu
‘Alahi Wasallam berdiri berkhutbah, beliau menyatakan kebertan terhadap abdullah bin ubay bin salul.
Rasulullah
Shollallahu ‘Alahi Wasallam Bersabda: “siapakah yang akan menolong saya
terhadap laki-laki yang saya dengar mengganggu istri saya, demi allah, saya
hanya mengetahui istri saya sebagai seorang yang baik. Dan mereka menyebut
laki-laki yang menurut sepengetahuan saya orang baik, ia tiada pernah masuk
kerumah istri saya selain dengan saya.”
Maka
Sa’ad Bin Mu’az berdiri lalu berkata: “ wahai Rasulullah Shollallahu ‘Alahi
Wasallam! Demi allah saya menolong tuan terhadapnya. Kalau ia dari golongan
‘Aus kami penggal lehernya. Kalau ia saudara kami dari golongan khazraj,
perintahkanlah kepada kami supaya kami melakukan perintah tuan. Sa’ad bin ‘ubadah
lalu berdiri, dia pemimpin khazraj sebelum itu dia seorang laki-laki yang baik
tetapi ia didorong oleh rasa kesukuan ia berkata: “ Demi Allah engkau bohong,
jangan engkau bunuh dia engkau tidak bisa membunuhnya.”
Usaid
bin hudair berdiri pula dan berkata: “ demi allah engkau berbohong,
sesungguhnya kami mesti membunuhnya. Sebenarnya engkau munafik, engkau membela
orang-orang munafik.” Maka ributlah dua golongan ‘aus dan khazraj sehingga
terjadi keributan hampir berbunuh-bunuhan dan Rasulullah Shollallahu ‘Alahi
Wasallam sedang diatas mimbar, beliau segera turun lalu menenangkan mereka,
sehingga mereka diam dan beliau diam pula.
Aisyah
berkata: “ hari itu saya menagis, air mataku tiada putus-putusnya, dan saya
tidak bisa tidur, pada hari itu ibu bapakku ada disisi saya, saya telah
menangis sehari dua malam, sehingga saya kira tangisan itu membelah hati saya.
Ketika keduanya duduk disisi saya dan saya menangis, tiba-tiba seorang
perempuan anshar minta izin masuk lalu saya izinkan, ia duduk menangis bersama saya.
Aisyah
berkata: “ ketika kami dalam keadaan demikian tiba-tiba Rasulullah Shollallahu
‘Alahi Wasallam masuk lalu beliau duduk. Beliau tiada duduk disisi saya
semenjak orang membicarakan saya. Selama satu bulan beliau tidak menerima wahyu
mengenai keadaan saya, ‘Aisyah: Berkata
: “Nabi mengucapkan syahadat (asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna
muhammadarrasulullah) kemudian beliau bersabda: “ wahai aisyah! Saya telah
mendapat berita tentang dirimu begini dan begitu, kalau engkau tiada bersalah
(suci) maka Allah akan membebaskan engkau. Tetapi jika engkau berbuat dosa,
maka memohonlah ampun pada Allah dan bertaubatlah kepadaNYA. Sesungguhnya
seorang hamba jika mengakui dosanya kemudian ia bertaubat, maka Allah akan
menerima taubatnya.”
Setelah
Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam bersabda, keringlah air mata saya sampai
tidak terasa setetespun, saya berkata kepada bapak saya: “ bapak, tolonglah
jawab kepada Rasulullah”, beliau menjawab: “ saya tidak mengetahui apa yang
akan saya katakan kepada rasulullah”.
Saya berkata kepada ibu: “ Ibu, tolonglah jawab kepada Rasulullah!”,
beliau menjawab: “ saya tidak mengetahui apa yang akan saya katakan kepada
rasulullah,” kata ‘Aisyah selanjutnya: “ saya seorang perempuan yang masih muda
tiada banyak membaca Al-qur’an.”
Katanya:
“ Demi Allah! Sesungguhnya saya mengetahui bahwa tuan telah mendengar apa yang
diperbincangkan manusia dan masuk kedalam hati tuan, dan tuanpun membenarkanya. Demi allah! Jika
saya mengatakan kepada tuan, bahwa saya tidak bersalah (dan Allah mengetahui
bahwa saya tidak bersalah) tuan juga tidak akan membenarkan saya Tentang itu.
Demi Allah! Jika saya mengaku bersalah (sedang allah mengetahui bahwa saya
tidak bersalah) tentulah tuan akan membenarkannya.
Tidaklah saya mendapatkan perumpamaan
antara saya dan tuan melainkan ketika bapak Yusuf berkata: hanyalah
sabar yang lebih indah! Dan allah tempat meminta tolong terhadap apa yang kamu
terangkan.”
Saya
pindah ketikar tempat tidur saya, sambil mengarapkan dibebaskan (disucikan) tuhan
saya kiranya. Tetapi demi allah, saya tidak mengira bahwa wahyu diturunkan
mengenai keadaan saya. Saya sendiri merasa terlalu kecil untuk disebutkan
keadaan saya didalam al-qu’an. Hanya saya mengharapkan semoga Rasulullah
Shollallahu ‘Alahi Wasallam akan melihat (bermimpi) waktu ia tidur bahwa allah
membebaskan saya (menyatakan tiada bersalah). Demi Allah sebelum beliau hendak
pergi kemajlis beliau, dan belum seorangpun dari isi rumah yang keluar, maka
diturunkanlah wahyu kepada beliau, beliau merasa capek sehingga keringat beliau
bercucuran bagai mutiara, pada hal waktu itu musim dingin.
Setelah
wahyu kepada Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam selesai, beliau tertawa.
perkataan pertama yang beliau katakan, dihadapkan kepada saya : Wahai aisyah!
Pujilah allah, sesungguhnya allah telah membebaskan engkau (menyatakan tiada
bersalah)”. ibu berkata kepada saya: “
berdirilah engkau menghadap Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam! Saya
menjawab: “ tidak, demi allah saya tidak akan berdiri menghadap beliau, dan tiada yang akan saya puji melainkan
Allah!” Allah yang maha tinggi telah menurunkan Ayat yang Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah
baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar
dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. Mengapa di waktu
kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak
bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:
"Ini adalah suatu berita bohong yang nyata." ( Q.S An-nur : 11-12)
Setelah
Allah menurunkan ayat tentang kesucian saya, abu bakar as-shiddiq yang
membelanjai misthah bin asasah karena kerabatnya, berkata: demi allah! Untuk
selamanya saya tidak akan membelanjakan misthah sedikitpun, setelah ia
membicarakan tentang aisyah. “ Allah maha tinggi, lalu menurunkan ayat, yang artinya: Dan janganlah orang-orang
yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka
(tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang
miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka
mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Q.S An-nur : 22)
Kemudian
Abu Bakar Berkata: “demi Allah! Sesungguhnya saya suka bahwa allah akan
mengampuni saya.” Lalu ia kembali membelanjai misthah seperti dulu. Dan
rasulullah menanyakan kepada Zainab Binti Jahsy tentang keadaanku, nabi
bertanya: “ apakah yang engkau ketahui tentang apa yang engkau lihat? “ Zainab
Menjawab: “ wahai Rasulullah! Saya
menjaga pendengaran dan penglihatan saya. Demi Allah, saya tidak mengetahui
dirinya melainkan baik”. Aisyah berkata: “ dan dia (zainab) yang menyamai saya,
maka allah memeliharanya dengan wara’.
Wahai
orang-orang-yang beriman! Sungguh ini adalah kisah yang sangat panjang, terjadi
pada keluarga Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam dalam waktu yang begitu
panjang. Yang membuat hati Rasulullah Shollallahu ‘Alahi Wasallam , kekasihnya
yang tercinta, dan sahabatnya yang setia serta orang-orang yang beriman merasa
sedih dan sakit dalam waktu yang cukup panjang.
Begitulah
keadaan orang-orang munafik, sampai terhadap Rasulullah Shollallahu ‘Alahi
Wasallam pun mereka tidak segan-segan untuk melakukan fitnah dan adu domba.
Mukmin manakah yang menerima perlakukan mereka itu terhadap Rasulullah
Shollallahu ‘Alahi Wasallam dan keluarga beliau yang sangat beliau cinta???
Demi jiwaku yang ada ditangan Allah yang maha kuasa, aku akan berkata: “
sungguh benar apa yang dikatakan Allah dalam firmanya :
{
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ
لَهُمْ نَصِيرا }
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun
bagi mereka.( Q.S An-nisa’ : 145)
Itu
dikarenakan mereka selalu menentang Allah dan rasulnya, menghalangi dakwah
islam. Mereka berteriak “ saya mu’min” tapi perkataan dan perbuatanya tidak
berbeda dengan orang-orang Kafir, mempermainkan ayat-ayat al-quran,
mempermainkan orang-orang yang beriman. Sungguh mereka lebih bahaya dari pada
orang kafir. Mereka mengadu domba antara kaum kafir dengan orang orang-orang
beriman sebagaimana Allah subuhanahu wata’ala Berfirman:
{وَإِذَا
لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ
قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ
بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ}
Artinya:
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:
"Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan
mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu,
kami hanyalah berolok-olok." Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan
membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (Q.S Al-Baqarah :
14-15)
Termasuk
dalam pembahasan ini adalah orang yang menukil perkataan Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wasallam, asal menukil padahal itu bukan dari perkataan Rasulullah. Dan
hati-hatilah wahai hamba allah akan ancaman dan bahaya bagi orang yang
berbohong atas nama Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wasallam. Orang yang berbohong atas nama Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam dosanya lebih besar dari berbohong kepada yang lain. Rasulullah
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
عَنْ الْمُغِيرَةِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :«
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ
مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّار»ِ
Artinya:
Dari Al-Mughirah Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata, aku mendengar Nabi Shollallahu
‘Alaihi Wasallam Bersabda: Sesungguhnya bohong kepadaku tidak seperti bohong
kepada yang lain, barang siap yang berbohong kepadaku dengan sengaja maka
siap-siaplah tempat duduknya adalah neraka. (H.R Bukhari)
Karena
sekarang berapa banyak yang mengatakan ini adalah perkataan rasulullah, padahal
itu perkataan dari hawa nafsu dia. Hanya agar diterima perkataannya, wal
‘iyadzu billah…nas’alullah salamatan wal ‘afiyah.
Termasuk
dalam pembahasan ini juga adalah orang-orang yang mematai-matai orang-orang
mukmin. Allah subuhanahu wata’ala berfirman:
{
وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ
يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ}
Artinya:
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S
al-Hujrat: 12)
Termasuk
dalam pembahasan ini juga adalah orang yang menggibah dan berkata tanpa ilmu
terhadap ulama Allah..wahai hamba Allah! Ingatlah bahwa daging para ulama
adalah racun
«
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ
طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ
الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ
فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى
الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ
يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ
أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ ».
Artinya: barang siap yang menempuh jalan untuk mencari ilmu
maka Allah akan mebukakan jalan untuknya kesurga. Dan sesungguhnya
malaikat-malaikat akan membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntu ilmu
karena ia ridho terhadap apa yang dicarinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang
berilmu akan dimintakan ampun oleh makhluk-makhluk Allah yang ada di langit dan
bumi. Bahkan oleh ikan hut yang ada di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan
orang yang berilmu terhadap seorang yang
ibadah adalah seperti keutamaan bulan dimalam purnama terhadap seluruh
bintang-bintang. Dan sesungguhnya
ulama adalah pewaris para Nabi, para nabi tidak mewariskan dinal dan tidak juga
dirham. Mereka mewariskan ilmu, barang
siapa yang mengambilnya maka sungguh ia telah mengambil satu kekayaan. (
H.R Bukhari)
Bagaimana
mungkin anda menggibah para ulama Allah dan pewaris para Nabi padahal mereka
adalah makhluk Allah yang mulia. Sungguh kedzoliman yang sangat besar bila
seorang menukil sana menukil sini dari perkataan yang sangat jelek tentang
ulama. Mengatakan mereka khawarij atau takfiri atau istilah-istilah buruk lagi
hina. Dan itu tidak pantas keluar dari mulut orang yang beriman. Hendaklah
seorang yang mendapatkan fitnah-fitnah seperti itu untuk mengecek secara jujur
akan kebenaran dari berita-berita seperti itu, agar ia tidak menjadi hina
dihadapan Allah hanya karena ia menukil satu perkataan yang mengandung gibah
terhadap ulama Allah dan menyebarkan gibah itu sehingga menjadilah dosa
jariyyah.
Hati-hatilah
wahai hamba allah terhadap hal-hal seperti ini, jika ternyata itu salah maka
sungguh anda terlah menjadi orang yang sangat rugi. Andapun akan termasuk dalam
memakan daging ulama, dan dosa itupun akan menjadi dosa jariyyah yang dosanya
akan terus mengalir dikarenakan berita itu akan tersebar dari mulut kemulut.
Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
«
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ
مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ
سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ
مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ ».
Artinya:
barang siapa didalam islam menghidupkan satu sunnah yang baik kemudian sunnah
itu diamalkan oleh orang yang sesudahnya maka akan ditulis baginya kebaikan
dari setiap orang yang mengamalkan sunnah itu tanpa mengurangi pahala orang
yang mengamalkan sunnah itu sedikitpun.
Dan barang siapa yang menhidupkan satu kejelekan didalam Islam kemudian
kejelekan itu diamalkan oleh orang yang sesudahnya maka ia akan mendapatkan
dosa dari setiap orang yang melakukan kejelekan itu tanpa mengurangi dosa orang
yang melakukan kejelekan itu sedikitpun. ( H.R Muslim)
Termasuk
dalam pembahasan ini juga adalah orang yang menukil informasi tentang Mujahidin,
kemudian menyebarkan informasi yang tidak jelas itu kepada masyarakat islam
atau yang lainya. Yang berakibat fitnah bagi mujahid-mujahid allah, dan ini
banyak terjadi dizaman sekarang. Menjelek-jelekkan Mujahidin dan melemparnya
dengan ungakapan-ungapan atau kalimat-kalim jelek mereka yang itu tidak pantas
untuk diucapkan oleh orang yang mengatakan dirinya “ Saya Muslim atau Saya
Mukmin”. Bagaimana mungkin mengatakan
bahwa Mujahid adalah teroris, mujahid adalah perusak, Mujahid adalah drakula
yang kehausan darah? Kenapa istilah-istilah itu tidak mereka katakan kepada
musuh-musuh Allah laknatullah itu? Kenapa mereka mengatakan itu kepada
Mujahidin? Sungguh itu adalah fitnah dan bentuk adu domba terhadap kaum
muslimin. Na’udzubillahi min dzalik. Takutlah pada Allah wahai kaum muslimin!
Apa sebenarnya yang kalian inginkan? Apakah kalian akan menunggu untuk
mendapatkan giliran dari siksaa-siksaan orang-orang kafir dan munafik itu
baru kalian berkata : mana Mujahidin???
Sungguh itu semua adalah kedustaan yang hina. Bagai mana tidak, ketika allah
mengatakan mereka adalah Mujahid kalian mengatakan mereka adalah teroris.
Ketika Allah mengatakan mereka adalah tentara-tentara Allah, kalian mengatakan
mereka adalah drakula yang tak berprikemanusiaan.ketika allah mengatakan mereka
meninggikan agama Allah, kalian mengatakan mereka adalah perusak...wal-’iyadzu
billah.
Termasuk
dalam pembahasan ini juga adalah orang yang mengangkat nama-nama mujahid dan
ulama kepada hukkam, sehingga karena itu menjadikan hukkam berbuat
dzolim pada mereka ..wal-’iyadzu billah.
عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ
كَانَ رَجُلٌ يَنْقُلُ الْحَدِيثَ إِلَى الأَمِيرِ فَكُنَّا جُلُوسًا فِى
الْمَسْجِدِ فَقَالَ الْقَوْمُ هَذَا مِمَّنْ يَنْقُلُ الْحَدِيثَ إِلَى
الأَمِيرِ. قَالَ فَجَاءَ حَتَّى جَلَسَ إِلَيْنَا. فَقَالَ حُذَيْفَةُ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ
».
Artinya: Dari hammam ia berkata: “Seorang laki-laki Melapor
satu berita kepada Pemimpin. Kami sedang duduk didalam masjid, lalu berkatalah
seorang: “ dari kaum ini ada yang membawa berita kepada pemimpin, ia berkata:
maka datanglah orang yang suka mengankat berita ke hakim itu dan duduk bersama
kami kemudian hudzaifah berkata:” Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
Bersabda: “Tidak akan Masuk surga orang yang Membawa fitnah” (H.R
Kami
katakan, wahai kaum muslimin! Jangan pernah terpengaruh oleh informasi-informasi
yang
menukil berita-berita bohong seperti ini, tidaklah mereka
menginginkanmu kecuali kehancuran, mereka menukil berita dusta untuk mengadu
domba kaum muslimin, membuat fitnah untuk menghancurkan Islam. Hati-hati dan
hati-hatilah. Kembali saya ingatkan dengan Firman Allah Subuhanahu Wata’ala:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْماً
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ}
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu. (Q.S Al-hujran : 6)
Pembahasan
terakhir dari tulisan ini adalah, babagimana cara menyikapi berita dusta yang
mengandung adu domba lagi fitnah??? Maka jawabanya adalah:
1. Jangan langsung percaya dengan berita-berita itu
2.
Mengecek
kembali akan akurat dan
kebenaran berita itu
3.
Jangan
menerima dan mempe cayai
berita yang dibawa oleh orang
- orang fasik dan pendosa.
4.
Jangan
pernah menaruh rasa buruk
sangka terhadap orang
yang diberitakan kepada anda
5. Jangan pernah menukil dan menye barkan berita bohong itu.
Itulah manhaj kita
wahai hamba Allah dalam menyikapi satu berita. Kehati-hatian adalah sangat
diperlukan. Ketelitian dan kecerdasan dalam menyikapi semua ini adalah yang
kita inginkan. Kita tidak gegabah dalam menghadapi satu berita. Menjaga
persangkaan kita agar tidak jatuh dalam buruk sangka, pada aslinya hukum
seorang muslim adalah adil lagi jujur kecuali telah jelas bukti kefasikan dan
kemunafikanya.
Mari kita renungi jawaban penghuni neraka ketika ditanya oleh
penghuni surga. Allah subuhanahu wata’ala Berfirman:
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرٍ*قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ* وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ *وَكُنَّا
نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ* وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ *وَكُنَّا
نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ* وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ
Artinya:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka
menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi
makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang ” (Q.S Al-Muddatsir:
42-45)
Akhir kata, semoga allah
subuhanahu wata’ala melindungi kita dari seifat yang sangat jelek ini, dan
melindungi kita dari bahaya fitah dan adu domba.
وآخر دعوانا ولحمد لله رب العلمين!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar