Fenomena Universitas
Masa Kini
Adalah Bentuk
Rancangan
Musuh-Musuh Allah
Musuh-Musuh Allah
Dalam
Menghancurkan Islam
Sedikit kita merenung kembali sejarah yang telah berlalu
untuk kita jadikan pelajaran dalam meniti jalan menuju keemasan dan kejayaan
Islam.

Setelah khilafah Islamiyah runtuh, kaum Musliminpun berada
dibawah hukum orang-orang kafir. Sedikit demi sedikit Mereka rubah sendi-sendi
kehidupan kaum Muslimin, mulai dari model berpolitik dan berhukum, model
ekonomi bahkan sampai model pendidikan.
Jika kita merenung kembali proses pendidikan para ulama dalam
mendidik dan mencetak generasi Rabbaniyyah, maka sungguh indah jalan yang
mereka tempuh. Pendidikan melalui talaqqi di Masjid-masjid menghasilkan
berjuta-juta ulama disetiap tahunnya.
Bedahalnya dizaman kita ini, setelah
proses belajar generasi Islam dirubah dari masjid kemodel sekolah dan
Universitas maka setiap tahun mereka menghasilkan berjuta-juta magister dan
doktor, tapi ulama semakin sedikit.
Setelah
generasi semakin melemah disebabkan mereka kurang fakih dalam masalah agamanya,
disitulah tujuan dan niat mereka dalam menuntut ilmu tidak terarah lagi untuk
murni dalam mendalami ilmu-ilmu Syari’ah yang itu merupakan kewajiban bagi
mereka.
Dengan adanya tingkatan-tingkatan
belajar di Universitas yang kita kenal dengan bakelarius, majister dan doktor,
tidak sedikit dari generasi-generasi Muslim menempuh pendidikan Universitas
hanya untuk meraih syahadah dan gelar-gelar yang mengupas tipis keberkahan ilmu
itu.
Fenomena tetaplah venomena,
realitapun tidak bisa kita pungkiri, semuanya terjadi seperti yang kita lihat
dan rasakan, dan semua itu tidak ada yang bisa menafikannya. Keadaan
univesitas zaman kini yang semakin
parah, dan itu sangat mempengaruhi pola pikir mahasiswanya. Fitnah besar yang
sengaja dirancang rapi dalam jangka panjang oleh orang-orang kafir atau munafik
ini adalah untuk meminimalisir lahirnya ulama-ulama dari kalangan kaum
Muslimin. Mereka mengetahui betul, bahwa selama ulama banyak dikalangan kaum
Muslimin maka mereka akan kesulitan untuk mempengaruhi generasi Muslim untuk
mengikuti agama, manhaj atau pikiran mereka.
Semua ini merupakan skenario musuh-musuh Islam dalam proses
penghancuran Islam. Maka jangan heran jika anda mendapatkan seorang doktor tapi
sangat bodoh terhadap agamanya. Karena yang ia cari bukan ilmu akan tetapi
gelar dan titel belaka, na’udzu billah.
Itulah keberhasilah kaum kafir melalui orang-orang munafik
yang pura-pura masuk Islam, mereka merubah manhaj belajar generasi musim dari
halaqah ke model tingkatan diUniversitas. Dan setiap tingkatan diberi
penghargaan..dan alhasil semua itu berkerucut pada niat mahasiswa untuk kuliyah
yaitu hanya untuk meraih gelar dan titel saja.
Silakan anda bandingkan antara pendidikan talaqqi dengan
pendidikan Universitas…tentunya sangat jauh berbeda. Kerusakan yang ada di
Universitas masa kini telah banyak sekali diantaranya:
Pertama:
di
Universitas kehadiranya akan di absen satu persatu, jika tidak hadir sekian
kali maka tidak diperbolehkan mengikuti ujian. Ini sangat mempengaruhi pola
pikir mahasiswanya. Yang kebanyakan mahasiswanya tujuan utama hadir untuk absen
atau agar tidak di alpa, Ilmu adalah nomor sekian.
Kedua: Model Belajar
Universitas Masa Kini Adalah Model Belajar Ala Barat Yaitu Bertingkat.
Tidak
sedikit dari mahasiswa Universitas yang telah tamat SI, S2 atau S3 belajar
hanya berpatokan kepada pelajaran-pelajaran yang ada ditingkatanya. Sehingga
setelah mereka melewati tingkatan itu mudzakirah, buku ataupun pelajaran yang
telah mereka ujikan bernasib seperti sampah. Dengan adanya tingkatan ini,
seakan-akan doktor adalah puncak akhir dari menuntut ilmu. Padahal tidak
sedikit dari doktor-doktor yang ada, masih sangah bodoh terhadap agamanya, maka
jadilah ijazah yang mereka dapatkan itu sebagai ijazah dusta (syahadatuzzur)...Allahu
Musta’an...As’alullah Salamatan Wal’afiyah!!!!
Ketiga:
Banyaknya Universitas Yang Bercampur Laki-Laki Dan Perempuan.
Keberkahan
ilmu dari manakah yang kita cari dari model belajar seperti ini??? Sunnah
manakah yang telah teraplikasi dalam Universitas yang model seperti ini???, tiada
lain kecuali sunnah khabitsah (jelek) orang-orang kafir terlaknat. Rasulullah
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk menempuh
jalan pendidikan seperti itu. Juga para sahabat, tabi’in dan ulama-ulama kita
melarang keras ikhtilath (campur laki-laki dan perempuan) apalagi dalam
menuntut ilmu.
Dalam
Universitas seperti ini, keberkahan ilmu hanya harapan yang hampa, sunnah Rasul
pun terabaikan.
Ini
adalah kerusakan yang paling fatal di Universitas..akhlaq dan adab terkikis
habis, keadaan yang menimbulkan perzinahan. Perempuan-perempuan berdandan genit
mengobar fitnah, berpenampilan ala barat. Jika anda menegurnya maka merekapun
akan menjawab : ini zaman moderen anda jangan bersikap konservatif…Allahu
musta’an
Keempat:
Kerusakan Manhaj
Manhaj
Nabawiyah dalam mendidik ummatnya adalah menguatkan akidah terlebih dahulu,
yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-sunnah. Beda halnya dengan venomena
Universitas masa kini, pelajaran tiap semester disusun sesuai dengan manhaj
mereka, yang semua itu berserakan tak karuan, yang seharusnya lebih penting
diakhirkan, bahkan yang tidak perlu dipelajari, malah itu yang menjadi
pelajaran pertama disuguhkan kepada para mahasiswa.
Akidah
lebih utama, bukan falsafat atau ilmu mantik. Alqur’an sumber rujukan utama,
bukan perkataan orang-orang barat yang membuat syubhat para mahasiswa.
Ketika
salah dalam menanamkan dasar maka salah pula arahanya. Maka jangan heran jika
anda menemukan mahasiswa yang baru semester 1 atau semester dua pekerjaanya
Hanya menuntut Allah, menuduh Allah dan Rasul-Nya dengan tuduhan-tuduhan keji.
Seakan mereka pengatur dipermukaan bumi ini.
itu
semua karena dasar yang ditanam pertama
kalinya adalah dasar pikiran orang-orang barat yang bersumber dari akal mereka
yang khabits (jelek).
Menggugat
Allah? Yang menciptakan dan memberikan rizki kepada mereka siapa? Bukankah
Allah? Tapi begitulah keadaan orang-orang yang telah mati hatinya. Na’udzu
billah (akan ada pembahasan khusus dalam masalah ini dilain waktu).
Ketima:
Kerusakan Manhaj Dosen Dalam Mengajar
Tidak
sedikit dosen di Universitas-Universitas masa kini yang mengajar mahasiswanya
hal-hal yang tidak baik, seperti akidah-akidah sufiyah, liberalisme.
Atau
dari segi waktu, saking semangatnya dalam mengajar, panggilan Allah untuk sholatpun
diundur-undur. Semua ini akan mempengaruhi watak dan akhlak mahasiswa terhadap
Allah dan makhluk.
Keenam:
Kerusakan Bi’ah (Suasana)
Bisa
disaksikan di banyak Universitas masa kini suasana yang ala barat, dari model
penampilan rambut pakaian dan tata cara dalam bertutut kata. Ini semua
dikarenakan tidak tegasnya orang-orang yang bertanggung jawab dalam Universitas
dalam mendidik mereka, akidah wala’ dan bara’ sungguh sangat jauh. Akhlak dan
adab Rasulullah tak tertanam jaga dalam diri mahasiswanya.
Terakhir,
penulis ingin menyampaikan kepada umat Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
umumnya…” kewajiban bagi kita untuk melindung diri dan keluarga kita,
memberikan pendidikan yang islami pada anak dan generasi kita. Menjauhkan
mereka dari hal-hal yang mebahayakan akidah dan akhlak mereka. Generasi
rabbaniyah hanya tercipta dengan pendidikan rabbaniyah, ummat Muhammad
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang tangguh hanya tercipta melalui Pendidikan
Nabawiyah. Maka lindungilah generasi kita dari
tempat-tempat yang telah kami gambarkan diatas dan arahkan mereka kepada
model pendidikan yang islami ala nabawiyah.”
Semoga
Allah melindungi kita semuanya, dan memberikan kepada kita ilmu yang berkah
yang kemudian kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari….Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar