Hakikat Hijrah Yaitu Hijrah Dari Maksiat Pada Allah Kepada Menta'atiNya...Ingatlah, Bahwa Maksiat Yang Paling Besar Adalah Syirik, Dan Keta'atan Yang Paling Agung adalah Bertauhid Pada Allah 'Azza Wajalla...Maka Oleh Karena Itu Bertauhidlah Kepada Allah Semata Dan Jauhilah Segala Bentuk Kesyirikan DAURAH QUBRA SEPUTAR 143 Permasalahan Puasa Dan I'tikaf Kontak Person: 085237021944

Jadwal Shalat

Radio Jihad On Line Perhatikan Waktu Shalatmu Saudaraku...Jika Waktu Shalat Tiba, Cari masjid Yang Terdekat Dengan Anda..Tunaikan Segera dan Jangan Di Tunda-tunda!!!

Jumat, 31 Mei 2013

Bulletin Al-mustaqim Edisi 020


KEWAJIBAN BERBUAT ADIL

A. PENGERTIAN ADIL
Adil berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada kebenaran, sepatutnya atau tidak sewenang - wenang.
Menurut istilah adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.


B. DALIL MASYRU'IYYAHNYA:
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS An Nahl: 90)

 
وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى.
“Artinya: Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu).” (QS Al An’âm: 152)
Dan juga Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman
وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
.“Artinya: Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” (QS Al Ma-idah: 8)

C. MACAM-MACAM ADIL
1. Adil Mahmud

Yaitu adil yang sesuai dengan Syari'at Allah, Adil dalam menegakkan kebenaran, adil dalam menghidupkan sunnah Rasulullah shollallahu 'Alaihi Wasallam.
2. Adil madzmum
Yaitu adil dalam kebatilan. adil dalam membagi tugas untuk menyelisihi syari'at Allah, adil dalam rangka menyelisihi sunnah Rasulullah shollallahu 'Alaihi Wasallam.

D. PEMBAGIAN ADIL
1. Adil Terhadap Allah dan Rasul-Nya

Yaitu adil dalam menegakkan hukum Allah Rabbul 'Izzati. menerapkanya sesuai dengan apa yang tertera dalam al-qur'an yang telah diturunkanya kepada Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasallam. Tidak mengikuti hawa nafsu dalam menerapkan hukum Allah:   
فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا
.“Artinya: Dan janganlah karena sebab kalian mengikuti hawa nafsu menahan kalian untuk tidak berbuat adil.” (QS An Nisâ’: 135)
Adil dalam menerapkan sunnah Rasulullah shollallahu 'Alaihi Wasallam dengan tidak melakukan bid'ah-bid'ah dalam agama. karena orang yang mengabaikan sunnah Rasulullah shollallahu 'Alaihi Wasallam, juga yang melakukan sesuatu yang mengada-ngada dalam agama, sungguh mereka telah berbuat dzolim yaitu tidak berbuat adil terhadapa sunnah Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam 

2. Adil  Terhadap Diri Sendiri
Yaitu memberikan hak yang penuh terhadap diri sendiri. baik itu hak jasmani ataupun hak yang bersifat rohani.
hak jasmani misalnya: memakan makanan yang halal lagi baik. Allah Subuhanahu Wata'ala berfirman dalam Q.S  Al Baqarah ayat 168 :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا
Artinya: Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu".
Dan firman-Nya pula:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَارَزَقْنَاكُم
Artinya:  “Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik dari yang telah Kami rizkikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 172)
 Dan Allah Subuhanahu Wata'ala berfirman:
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
Artinya: "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya" (Q.S  Al Maidah Ayat 88)

Contoh adil dalam masalah rohani yaitu memelihara diri dari perbuatan maksiat. selalu beribadah pada Allah sesuai dengan manhaj yang benar atas pemahaman para shabat yang mulia.

3. Adil Terhadap Orang Lain

a. Adil Pemimpin Terhadap Yang Dipimpin
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisaa': 58)

Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
« لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ ابْنَةَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا »
 "Jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya." (HR. Bukhari Nomor 3475)
b. Adil Suami Terhadap Istri
Allah berfirman:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Artinya: "Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
Allah berfirman:
  وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Artinya: "Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19)
Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda tatkala khutbah di haji wada':
Artinya: "Dan berikan pada mereka para isteri rezeki dan pakaian dengan cara yang baik" (HR. Attirmidzi)
Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ
Artinya: Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga (istri)nya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga (istri)ku.”2 (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/173)
 عَنْ عَائِشَةَ  اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَخْرُجَ سَفَرًا اَقْرَعَ بَيْنَ اَزْوَاجِهِ فَاَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ. و البخارى و مسلم
Dari 'Aisyah RA bahwa sesungguhnya Nabi SAW apabila hendak bepergian beliau mengundi diantara istri-istrinya, siapa diantara mereka yang keluar baginya maka dialah yang ikut pergi bersama beliau. [HR. Bukhari dan Muslim]

c. Adil Orang Tua Terhadap Anak
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (QS. An-Nahl: 90)
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiallahu anhuma dia berkata:
تَصَدَّقَ عَلَيَّ أَبِي بِبَعْضِ مَالِهِ فَقَالَتْ أُمِّي عَمْرَةُ بِنْتُ رَوَاحَةَ لَا أَرْضَى حَتَّى تُشْهِدَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْطَلَقَ أَبِي إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُشْهِدَهُ عَلَى صَدَقَتِي فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَعَلْتَ هَذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ قَالَ لَا قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا فِي أَوْلَادِكُمْ فَرَجَعَ أَبِي فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ
“Ayahku pernah memberikan sebagian hartanya kepadaku, lantas ibuku yang bernama ‘Amrah bintu Rawahah berkata, “Saya tidak akan rela akan hal ini sampai kamu meminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai saksinya.” Maka ayahku pergi menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk meminta beliau menjadi saksi atas pemberian tersebut, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Apakah kamu berbuat demikian kepada semua anak-anakmu?” dia menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dan berbuat adillah di antara anak-anakmu.” Kemudian ayahku pulang dan meminta kembali pemberiannya kepadaku.” (HR. Al-Bukhari no. 2650 dan Muslim no. 1623)
Dalam riwayat lain:
إنِّي لاَ أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ
“Artinya: "Sesungguhnya saya tidak mau menjadi saksi atas kecurangan
Dalam riwayat lain:
قالَ: أَيَسُرُّكَ أَنْ يَكُوْنُوا إِلَيْكَ فِي الْبِرِّ سَوَاءً؟قَالَ: بَلَى، قَالَ: فَلاَ إِذاً
“Artinya: Beliau bersabda, “Apakah kamu senang kalau mereka semua berbuat baik kepadamu?” dia menjawab, “Ia,” maka beliau bersabda, “Kalau begitu kamu jangan melakukan hal itu (tidak adil dalam hadiah)".
d. Adil Terhadap Tetangga Dan Anak Yatim
Allah subuhanahu Wata'ala Berfirman Dalam Q.S Al-An'am Ayat 152:
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
 Artinya: "Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkanbeban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat".
e. Adil Terhadap Manusia Secara Umum
 Allah Subuhanahu Wata’ala  Berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Artinya: "Wahai orang -orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar- benar penegak ke adilan , menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih tau kemaslahatannya.  Maka janganlah kamu mengikuti hawa Nafsu karen  ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui segala sesuatu yang kamu kerjakan". (An-Nisa ayat 135)
 Dan Allah Subuhanahu Wata’ala berfirman Didalam Q.S Al-Maidah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾
Artinya: "Wahai orang- orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang- orang yang selalu menegakkan ( kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berbuat tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa , dan betakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
Temasuklah disini adil kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin.  Allah Subuhanahu Wata'ala berfirman Didalam Q.S Al-mumtahanah Ayat 8:
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Artinya: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil". 

Adil dalam hal ini adalah hanya yang berkaitan dengan dengan mu’amalah duniawiyyah, tidak dalam hal ibadah..haram hukumnya menghormati sesembahan mereka. Baik itu membenarkan dengan hati yaitu meyakini bahwa sesembahan mereka adalah benar ataupun dengan lisan apalagi dalam bentuk perbuatan, hal itu haram hukumnya..adil yang kita maksud dalam hal ini terhadap mereka adalah tidak boleh memerangi mereka atau membunuh mereka, juga tidak boleh mengambil hak-hak mereka, karena itulah adalah bentuk perbuatan dzolim, sedangkan kita disuruh oleh Allah Dan Rasul-Nya untuk berbuat Adil terhadap mereka...Wallahu A’lam...Walhamdulillahi Rabiil ‘Alamin

Related Post



Tidak ada komentar: