Marah adalah salah satu sifat manusia. Yang dimana ini bisa menjadi sifat
yang terpuji dan bisa juga menjadi sifat
yang sangat tercela.
Atas izin Allah kami akan
menjelaskan secara rinci dan sedetail mungkin kapan marah itu akan menjadi
sifat yang tercela dan kapan akan menjadi sifat yang terpuji.
Pertama:
Marah akan menjadi sifat yang
tercela apabila di ikuti oleh hawa nafsu yang jelek yang menuntun seorang
kepada kerusakan perbuatan dan kehinaan perkataan yang diakibatkan oleh marah.
Sering kali sifat marah
menjadikan orang terhina. Baik itu dihadapan Allah juga dhadapan manusia.
Marah adalah sifat yang
bergejolak dalam jiwa kemudian digunakan oleh syetan untuk menjerumuskan anak
cucu adam.
Kekuatan jiwa seorang bukan
dilihat dari fisiknya, akan tetapi dilihat ketika ia bagaimana kuat dalam
memgendalikan dirinya yang sedang marah. Rasulullah shollAllahu ‘alaihi
waasallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ
إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Artinya: dari abu hurairah
radhoyAllahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda:
bukanlah kekuatan itu dengan kekerasan akan tetapi kekuatan itu adalah yang
kuat mengendalikan dirinya ketika ia sedang marah (H.R Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, marilah jiwa
lebih cerdas dalam mengendalikan diri yang sedang marah, agar tidak terjerumus
kedalam hal-hal yang merugikan bahkan menginakan diri..
Berapa banyak manusia gara-
gara marah lalu memutuskan ikatan silaturrahim dengan saudaranya.
Berapa banyak seorang suami
yang mentalaq istrinya dalam keadaan marah.
Berapa banyak kalimat jelek
keluar dari mulut seorang yang sedang
marah yang kalimat itu tidak sepantasnya untuk diucapkan.
Berapa banyak kalimat-kalimat
laknat yang dikeluarkan orang tua untuk anaknya ketika ia sedang marah.
Berapa banyak kalimat hina’an
yang diucapkan mulut orang-orang yang sedang marah.
Dan lebih bahayanya lagi
adalah, berapa banyak nyawa yang terbunuh gara-gara marah.
Begitulah keadaan diri
seseorang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya.Oleh karena itulah ini
menjadi wasiat khusus rasulullah untuk ummatnya. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا
قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا
تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
Artinya: dari abu hurairah
radhiyAllahu ‘anhu sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada rasulullah
shoillAllahu ‘alaihi wasallam: berikanlah kepadaku wasiat, rasulullah menjawab:
jangan marah, kemudian laki-laki itu mengulang terus permintaanya, rasulullah
menjawab : jangan marah (H.R Bukhari)
Wahai kaum muslimin! perintah
jangan marah adalah wasiat rasul kita kepada seluruh umatnya. Wasiat yang mulia
keluar dari mulut rasul Allah yang mulia agar umatnya menjadi mulia. karena
berapa banyak manusia yang mengucapkan kata-kata yang hina ketika ia sedang
marah sehingga dirinyapun menjadi hina dikarenakan kata-kata itu.
Kedua:
Marah yang menjadi sifat yang
terpuji yaitu marah karena Allah. Semua bentuk marah adalah tercela kecuali
marah karena Allah.
Begitulah yang dicontohkan
oleh rasulullah kita dan para sahabatnya. Yaitu marah karena Allah. Seperti
apakah bentuk marah karena Allah itu? Maka kami akan menjelaskan sedetail
mungkin, agar lebih jelas bagi pembaca yang budiman.
Dalam al-quran dan as-sunnah,
begitu banyak contoh yang telah dipaparkan Allah dan rasulya tentang wajibnya
marah karena Allah dan semua itu untuk kita amalkan dalam kehidupan kita.
Marah Terhadap Orang Kafir.
Orang kafir adalah orang yang ingkar terhadap Allah, Inkgkar terhadap
Rasulullah dan perintahnya. Ingkar terhadap ayat-ayat Allah, mendustakan
rasulullah, abai untuk menerima ajakan Rasulullah untuk masuk agama islam.
Padahal tidak ada agama yang benar disisi Allah kecuali islam. bahkan mereka
memusuhi dan memerangi agama Allah dan orang-orang yang beriman. Oleh karena
itu Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ
وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ
الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ }
Artinya : Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada
kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada
apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja.(Q.S al-mumtahanah :4)
Jadi, kebencian dan permusuhan kita terhadap orang kafir
adalah sampai hari kiamat kecuali mereka menerima da’wah islam dan masuk
kedalamnya serta memperbaiki keislamanya. Tidak ada kata apalagi istilah untuk
mencintai mereka karena mereka adalah orang-orang yang di benci Allah. Dan kita
akan membenci siapapun yang dibenci Allah. Disini adalah termasuk wala’
terhadap mereka. Jika kita wala’ terhadap mereka bagaimana mungkin kita
membencinya dan ini adalah perbuatan yang sangat hina disini Allah oleh karena itulah Allah subuhanahu wata’ala
melarang untuk wala’terhadap mereka yang telah dibenci Allah. Allah subuhanahu
wata’ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَوَلَّوْا قَوْماً غَضِبَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ
أَصْحَابِ الْقُبُورِ}
Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang
dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat
sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. .(Q.S
al-mumtahanah :13)
Kenapa kita marah terhadap orang-orang kafir?
Pertama: karena Allah marah terhadap mereka dan kita akan
marah terhadap siapapun yang Allah marah terhadapnya. Dalilnya telah kami
paparkan diatas.
Kedua: karena mereka selalu marah
dan membenci kita. Mereka akan selalu memurtadkan orang-orang yang beriman
dengan cara apapun dan dalam keadaan apapun, lalu bagaimana mungkin kita
mencintainya dan bermanis muka dengan mereka? Allah subuhanahu wata’ala berfirman:
{وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا
النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا
لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ}
Artinya:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu. ( Q.S al-baqarah: 120)
Mereka
tidak akan pernah ridho, dalam arti mereka akan selalu membenci orang-orang
muslim. Lalu kenapa kebanyakan muslim sekarang masih bersenda gurau,
bermain-main dengan musuh-musuh Allah. Bahkan mereka menjadikan orang-orang
kafir sebagai pemimpin, memberikan kedudukan-kedudukan penting untuk mengatur
masalah-masalah umat islam.
Demi Allah, ini adalah bentuk pendustaan terhadap ayat-ayat
Allah. Padahal Allah subuhanahu wata’ala telah berfirman:
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ
إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِما جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ
يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ}
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu
menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita
Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar
kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir)
kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. (Q.S al-mumtahanah :1)
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَكُمْ هُزُواً وَلَعِباً
مِّنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاء
وَاتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ }
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan pemimpin orang-orang
yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) orang-orang yang
telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik).
Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.
(Q.S Al-maidah: 57)
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا
تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ
عَلَى الإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ }
Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah
kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih
mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan
mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Q.S At-taubah : 23)
Wahai orang-orang yang
beriman bagaiman mungkin kita mencintai mereka padahal mereka sangat membenci
kita. Bahkan jika mereka mempunyai kesempatan mereka akan selalu mendzolimi
bahkan akan membunuh kita. Begitulah keadaan orang-orang kafir, lalu kenapa
kita tidak merenunginya.???
Disinilah seorang muslim
seharusnya marah, yaitu kepada orang-orang kafir, munafik dan semua orang yang
wala’ terhadap mereka.
Akan tetapi, dizaman yang
penuh dengan fitnah ini, seakan semua akal telah hilang. Semuanya menjadi
terbalik.
Mereka begitu mencintai
orang-orang kafir, dan sebaliknya sangat membenci para ulama Allah.
Mereka sangat mencintai
orang-orang munafik dan sebaliknya membenci para mujahid Allah.
Mereka mencintai
pemimpin-pemimpin thogut dan sebaliknya sangat membenci orang-orang yang selalu
menyuarakan kebenaran.
Mereka mencintai ulama-ulama
syetan dari agama liberal, syi’ah, ahmadiyah dan yang serupa dengan itu, dengan
melegalisasi dan memeberikan kebebasan kepada mereka untuk menyebarkan agama
sesatnya. Sebaliknya mereka sangat membenci dengan hamba-hamba Allah yang
meneriakkan kalimat tauhid dengan mengatakan ” mereka adalah teroris”, kemudian
mereka menangkap, menyikasa, memenjara bahkan membunuhnya.
Mereka sangat mencintai
hukum-hukum sampah yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin syetan dari
kelompok-kelompok munafik yang selalu memerangi agama Allah, kemudian
berhukum dengan hukum-hukum itu untuk hamba-hamba Allah, sebaliknya
mereka sangat membenci hukum Allah yang telah diturunkan-Nya untuk hamba-Nya
dengan menggantikan hukum Allah itu dengan hukum-hukum demokrasi atau
pancasila. Na’udzubillah….
Wahai kaum muslimin! kepada
manusia-manusia seperti yang kami paparkan diatas itulah seharusnya kita marah,
karena memang Allah marah terhadap mereka. Dikarenakan mereka sangat wala’ dan
mencintai musuh-musuh Allah. Bahkan mereka lebih mencintai musuh-musuh Allah
dari pada Allah yang telah menciptakan dan
memberikan rizki kepada mereka.
{
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ
كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًا لِّلَّهِ }
Artinya:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (Q.S Al-baqarah 165)
{ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ
تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلاَ مِنْهُمْ
وَيَحْلِفُونَ عَلَى الكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ * أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ
عَذَابًا شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ }
Artinya: Tidakkah kamu
perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dibenci Allah sebagai
teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan
mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka
mengetahui. (Q.S al-mumtahanah :14)
Marah terhadap orang yang berbuat maksiat.
Yaitu kepada mereka yang melanggar perintah Allah subuhanahu
wata’ala, dan menyelisihi sunnah rasulullah shollAllahu ‘alaihi wasallam.
Seperti halnya kita marah
kepada orang yang suka mendengar musik. Karena mereka menghalalkanya
padahal Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wasallam mengharamkan.
Beliau bersabda:
« لَيَكُونَنَّ
مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ
وَالْمَعَازِفَ ».
Artinya: akan datang dari
umaku nanti yang akan menghalalkan zina, kain sutera, khamar dan musik (H.R
Bukhari)
Atau kita membenci
orang-orang yang suka menggambar dan foto, karena ini termasuk hal yang telah
dilarang dan diharamkan oleh rasulullah shollAllahu ‘alaihi wasallam, beliau
bersabda:
« إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
»
Artinya:
sesungguhnya manusia yang paling keras siksaanya dihari kiamat adalah pelukis
(penggambar) (H.R Muslim)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي الْبَيْتِ قِرَامٌ فِيهِ
صُوَرٌ فَتَلَوَّنَ وَجْهُهُ ثُمَّ تَنَاوَلَ السِّتْرَ فَهَتَكَهُ وَقَالَتْ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ
عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُصَوِّرُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ
Artinya : dari ‘aisya radhiyAllahu
‘anha, beliau berkata: Rasulullah ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam masuk kepadaku
sedangkan didalam rumah ada kain yang bergambar kemudian berubalah raut muka
rasulullah kemudian beliau ambil tabir itu dan merobeknya, ‘‘‘Aisyah Berkata
Rasulullah ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda: “ sesungguhnya orang yang
paling keras diazab Allah dihari kiamat yaitu orang-orang yang melukis gambar
ini.”( H.R Bukhari)
Orang yang suka menggambar
atau foto termasuk orang yang sangat dibenci Allah oleh karena itulah mereka
dijanjikan Allah azab yang sangat pedih. Bahkan dalam hadits lain disebutkan
mereka akan dipaksa untuk memberikan nyawa kepada makhluk yang telah ia gambar
itu… Na’udzu Billah. Dan kita akan marah kepada siapapun yang Allah marah padanya. Dan inilah benci yang
disyariatkan Allah yaitu benci karena Allah. Dalam hadits disebutkan:
عَنْ عَائِشَةُ قَالَتْ:
دَخَلَ عَلَىَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَعِنْدِى رَجُلٌ قَاعِدٌ
فَاشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَيْهِ وَرَأَيْتُ الْغَضَبَ فِى وَجْهِهِ قَالَتْ فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ أَخِى مِنَ الرَّضَاعَةِ. قَالَتْ فَقَالَ « انْظُرْنَ
إِخْوَتَكُنَّ مِنَ الرَّضَاعَةِ فَإِنَّمَا الرَّضَاعَةُ مِنَ الْمَجَاعَةِ »
Artinya: Dari ‘Aisya Radhiyallahu ‘Anha, beliau
berkata: rasulullah shollAllahu ‘alaihi wasallam masuk kepadaku sedangkan
didalam rumah ada seorang laki-laki yang sedang duduk kemudian beliau kelihatan
sangat keras akan itu dan aku melihat
tanda marah diwajahnya kemudian aku berkata kepadanya: sesungguhnya dia
saudaraku sepersusuan, lalu Rasulullah Bersabda: “ lihatlah saudara –saudara
sepersusuanmu karena saudara sepersusuanmu adalah dari kemarauan (H.R Bukahari)
Cara mengobati marah
Bagaimanakah jika kita sedang
marah apa yang akan kita lakukan untuk meredakan rasa marah dalam diri kita?
Apakah ada petuntuk rasylyllah dalam hala ini?
Kami menjawab: Alhamdulillah
Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam sudah menjelaskan semua untuk
kemaslahatan ummatnya, tidak ketinggalan dalam masalah ini, karena seperti ynag
telah kami paparkan bahwa marah adalah sering menjadikan pelakunya menuntun
untuk melakukan hal-hal yang merugikan dunia bahkan akhiratnya. Rasulullah
Shollallahu ‘Alaihi Awasallam mewasiatkan kepada umatnya agar jangan marah. Dan
apabila marah maka adah obat nabawiyah untuk kita gunakan agar tidak terjerumus
kedalam mudhorat dan kerusakan yang diakibarkan oleh marah:
1. Menahan sekuat tenaga ketika marah
agar tidak mengucapkan kata-kata hinaan atau cacian ataupun laknat untuk
saudanamu,
Allah
Subuhanahu Wata’ala Berfirman: “ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga
yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan
itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” . ( Q.S Ali-imran :
133-136)
2. Jika Marah Maka Mohonlah Perlindungan Allah
اسْتَبَّ رَجُلاَنِ عِنْدَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَجَعَلَ
أَحَدُهُمَا يَغْضَبُ وَيَحْمَرُّ وَجْهُهُ فَنَظَرَ إِلَيْهِ النَّبِىُّ -صلى
الله عليه وسلم- فَقَالَ « إِنِّى لأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ ذَا
عَنْهُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ». فَقَامَ إِلَى
الرَّجُلِ رَجُلٌ مِمَّنْ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ
أَتَدْرِى مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آنِفًا قَالَ « إِنِّى
لأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ ذَا عَنْهُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ». فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ أَمَجْنُونًا تَرَانِى
Artinya:
Dua orang laki-laki saling memaki disisi Nabi ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam maka
marahlah salah satu diantara mereka sehingga sampai merah wajahnya kemudian
Nabi ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam memperhatikanya dan bersabda: “ saya akan
mengajarkanmu kalimat yang apabila diucapkan seorang yang sedang marah maka
rasa marah itu akan hilang darinya A’udzu Billahi Minassyaithonirrajim
kemudian laki-laki yang satu bangun dan datang kepada temanya yang marah tadi
dan mengatakan apa yang didengarnya dari Nabi ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam
tadi, ia berkata: apakah kamu tau apa yang dikatakan Rasulullah tadi? “ saya
akan mengajarkanmu kalimat yang apabila diucapkan seorang yang sedang marah
maka rasa marah itu akan hilang darinya A’udzu Billahi
Minassyaithonirrajim”, lalu temanya menjawab: “ apakah kamu melihat
saya ini gila? ( H.R Bukhari Dan Muslim)
3. Jika anda
marah sedang anda dalam keadaan duduk maka tidurlah.
عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ لَنَا « إِذَا غَضِبَ
أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلاَّ
فَلْيَضْطَجِعْ ».
Artinya:
dari abu dzar radhiyAllahu ‘anhu beliau berkata: sesungguhnya Rasulullah
Shollallahu ‘Alihi Wasallam Bersabda Kepada Kami: “ apabila salah satu diantara
kalian marah sedang ia berdiri maka
hendaklah ia duduk niscaya marahnya akan hilang, jika belum hilang maka
berbaringlah (H.R Abu Daud)
4. Merenungkan
mudhorat yang akan timbul jika anda marah, jika orang yang sedang marah maka
lepaslah kontrol jiwanya, seakan-akan semua perbuatan baik temanya hilang
seketika,
Rasulullah Bersabda:
فَإِذَا الْغَضَبُ يَجْمَعُ
الشَّرَّ كُلَّهُ
Artinya
: jika seorang Marah maka akan
mengumpulkan seluruh kejelekan. (H.R Ahmad)
Dan Rasulullah ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda :
عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمنِ ابْنِ أبِي بَكْرَةٍ عَنْ أبِيه : - أنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلَّى
اللَّهُ عليه وسلم قَالَ:" لاَ يَحْكُم الحَاكم أَوْ لاَ يَقْضِي الْقَاضِي
بَيْنَ اثْنَيْنِ وَهُوَ َغضْبَان "
Artinya: Dari Abdurrahman Bin Abu Bakar Dari Bapaknya,
sesungguhnya Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda: “ Janganlah
seorang hakim berhukum atau seorang qodhi berkeputusan sedang ia dalam keadaan
marah” (H.R Asyafi’I Dalam Musnadnya)
Sungguh benar apa yang
dikatakan oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alihi Wasallam itu, maka lihatlah orang
yang sedang marah, semua bahasa yang jelek keluar dari mulutnya, dan ia
ungkapkan itu dengan penuh hawa nafsu, wal’iyadzu billah. Bahkan teman baiknya
pun seakan orang yang ia tidak pernah kenal, maka batallah kebaikan-kebaikan
temanya selama ini hanya karena marah. Na’udzu billah min dzalik.
Itulah mudhorat-mudhorat
dari yang disebabkan oleh marah, oleh
karena itu mari kita kembali kepada manhaj nabawiyah yang telah ditunjukkan
oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alihi Wasallam untuk ummatnya yang sedang marah.
Setelah kita mengetahui, apa
itu marah, dan bagaimana caranya mencegah agar tidak marah serta obat mujarrab
bagi seorang yang sedang marah. Maka mari kita memohon pertolonganya. Agar
allah subuhanahu wata’ala selalu melindungi kita dari hal-hal yang membuat diri
kita menjadi hina dihadapan manusia lebih-lebih dihadapan allah.
Dan yang paling kita tekankan
lagi adalah, kepada siapa kita harus marah. Bukan kepada ulama-ulama allah,
akantetapi kepada pemimpin-pemimpin syetan
yang telah merubah hukum Allah.
Bukan kepada mujahid-mujahid
Allah, akan tetapi kepada ulama-ulama pemerintah yang menjual fatwahnya dengan
dinar dan dirham.
Bukan kepada orang-orang
mukmin akan tetapi kepada orang-orang kafir yang selalu memerangi kita dan
kepada mereka yang telah membunuh saudara-saudara kita dipalestina dan
sebagainya.
Bukan kepada saudara seiman
kita akan tetapi kepada orang-orang munafik yang selalu mematai-matai kaum
muslimin.
Bukan kepada ahlu sunnah akan
tetapi kepada ahlu bid’ah yang memerangi sunnah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam dengan bid’ah-bid’ahnya.
Akhirnya kami mengucapkan
…..Washollallahu ‘Ala Nabiyina Muhammad
Rasulullah Shollallahu ‘Alihi Wasallam,
Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar