Berzina dibulan ramadhon dosanya lebih besar dari
berzina diluar ramadhon, sekalipun keduanya sama-sama berdosa. karena orang
yang berzina dibulan ramadhon ia telah melanggar berlipat-lipat:
1. ia telah melakukan
perzinahan itu sendiri, maka hukumnaya adalah,
pertama: jika ia belum menikah ia dicambuk 100 kali
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي
فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا
رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An Nuur : 2)
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw pernah memberikan
hukuman kepada orang yang berzina (belum menikah) dengan hukuman dibuang
(diasingkan) satu tahun dan pukulan seratus kali.” (HR. Bukhori)
kedua: jika ia sudah nikah maka ia dirajam
2. Ia telah mengkotori
kehormatan bulan Ramadhon
Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
“Seorang muslim yang
bersyahadat tidak halal dibunuh, kecuali tiga jenis orang: ‘Pembunuh, orang
yang sudah menikah lalu berzina, dan orang yang keluar dari Islam‘” (HR.
Bukhari no. 6378, Muslim no. 1676)
Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله
عنه قَالَ: ( أَتَى رَجُلٌ مِنْ اَلْمُسْلِمِينَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم -وَهُوَ فِي اَلْمَسْجِدِ- فَنَادَاهُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي
زَنَيْتُ, فَأَعْرَضَ عَنْهُ, فَتَنَحَّى تِلْقَاءَ وَجْهِهِ, فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ!
إِنِّي زَنَيْتُ, فَأَعْرَضَ عَنْهُ, حَتَّى ثَنَّى ذَلِكَ عَلَيْهِ
أَرْبَعَ مَرَّاتٍ, فَلَمَّا شَهِدَ عَلَى. نَفْسِهِ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ. دَعَاهُ
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ أَبِكَ جُنُونٌ? قَالَ لَا قَالَ:
فَهَلْ أَحْصَنْتَ? قَالَ: نَعَمْ فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
اِذْهَبُوا بِهِ فَارْجُمُوهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
artinya: “Ada seorang lelaki, yang
sudah masuk Islam, datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengakui
dirinya berbuat zina. Nabi berpaling darinya hingga lelaki tersebut mengaku
sampai 4 kali. Kemudian beliau bertanya: ‘Apakah engkau gila?’. Ia menjawab:
‘Tidak’. Kemudian beliau bertanya lagi: ‘Apakah engkau pernah menikah?’. Ia
menjawab: ‘Ya’. Kemudian beliau memerintah agar lelaki tersebut dirajam di
lapangan. Ketika batu dilemparkan kepadanya, ia pun lari. Ia dikejar dan terus
dirajam hingga mati. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan hal
yang baik tentangnya. Kemudian menshalatinya” (HR. Bukhari no. 6820)
Didalam hadits juga
diterangkan:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: menanyakan kepada seorang laki-laki yang
mengaku berzina,”Apakah engkau seorang muhshon (sudah menikah)? Orang itu
menjawab,’Ya’. Kemudian Nabi bersabda lagi,’Bawalah orang ini dan rajamlah'.”
(HR Bukhori Muslim)
Dan untuk pengakuan pelaku, berdasarkan beberapa hadits. Ma’iz bin
al-Aslami, sahabat Rasulullah Saw dan seorang wanita dari al-Ghamidiyyah
dijatuhi hukuman rajam ketika keduanya mengaku telah berzina.
Didalam hadits juga
diterangkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه وَزَيْدِ
بْنِ خَالِدٍ اَلْجُهَنِيِّ رَضِيَ اَللَّهُ عنهما ( أَنَّ رَجُلًا مِنَ
اَلْأَعْرَابِ أَتَى رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اَللَّهِ! أَنْشُدُكَ
بِاَللَّهِ إِلَّا قَضَيْتَ لِي بِكِتَابِ اَللَّهِ, فَقَالَ اَلْآخَرُ - وَهُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ -
نَعَمْ فَاقَضِ بَيْنَنَا بِكِتَابِ اَللَّهِ, وَأْذَنْ لِي, فَقَالَ: قُلْ قَالَ: إنَّ
اِبْنِي كَانَ عَسِيفًا عَلَى هَذَا فَزَنَى بِاِمْرَأَتِهِ, وَإِنِّي أُخْبِرْتُ أَنْ عَلَى اِبْنِي
اَلرَّجْمَ, فَافْتَدَيْتُ مِنْهُ بِمَائَةِ شَاةٍ وَوَلِيدَةٍ, فَسَأَلَتُ أَهْلَ
اَلْعِلْمِ, فَأَخْبَرُونِي:
أَنَّمَا عَلَى اِبْنِيْ جَلْدُ مَائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ, وَأَنَّ عَلَى
اِمْرَأَةِ هَذَا اَلرَّجْمَ, فَقَالَ رَسُولُ ا للَّهِ صلى الله عليه وسلم
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ, لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اَللَّهِ,
اَلْوَلِيدَةُ وَالْغَنَمُ رَدٌّ عَلَيْكَ, وَعَلَى اِبْنِكَ جَلْدُ مِائَةٍ
وَتَغْرِيبُ عَامٍ, وَاغْدُ يَا أُنَيْسُ إِلَى اِمْرَأَةِ هَذَا,
فَإِنْ اِعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, هَذَا وَاللَّفْظُ
لِمُسْلِم
Artinya: Dari Abu
Hurairah dan Zaid Ibnu Kholid al-Juhany bahwa ada seorang Arab Badui menemui
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai Rasulullah, dengan
nama Allah aku hanya ingin baginda memberi keputusan kepadaku dengan
Kitabullah. Temannya berkata -dan ia lebih pandai daripada orang Badui itu-:
Benar, berilah keputusan di antara kami dengan Kitabullah dan izinkanlah aku
(untuk menceritakan masalah kami). Beliau bersabda: "Katakanlah." Ia
berkata: Anakku menjadi buruh orang ini, lalu ia berzina dengan istrinya. Ada
orang yang memberitahukan kepadaku bahwa ia harus dirajam, namun aku menebusnya
dengan seratus ekor domba dan seorang budak wanita. Lalu aku bertanya kepada
orang-orang alim dan mereka memberitahukan kepadaku bahwa puteraku harus dicambuk
seratus kali dan diasingkan setahun, sedang istri orang ini harus dirajam. Maka
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Tuhan yang
jiwaku ada di tangan-Nya, aku benar-benar akan memutuskan antara engkau berdua
dengan Kitabullah. Budak wanita dan domba kembali kepadamu dan anakmu dihukum
cambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun. Berangkatlah, wahai Anas,
menemui istri orang ini. Bila ia mengaku, rajamlah ia." (H.R Muslim No 1233).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar