PERKARA YANG PERTAMA KALI
DITANYA DIDALAM KUBUR
Kehidupan setelah kematian
merupakan aqidah kaum muslimin, berdasarkan informasi falid dari rabb semesta
Alam. Allah berfirman dalam Q.S Ar-rum ayat 40:

Artinya: Allah-lah yang menciptakan kamu,
kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu
(kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat
berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari
apa yang mereka persekutukan. (lihat juga Q. S Al-baqarah: 28, Al-jatsiyah
:26, Al-haj :66)
Didalam
Hadits yang diriwayatkan Tirmidzi,
Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu berkata:
إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ القَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الآخِرَةِ،
فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ
فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ. قَالَ: وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلاَّ وَالقَبْرُ أَفْظَعُ
مِنْهُ. (هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ، لاَ
نَعْرِفُهُ إِلاَّ مِنْ حَدِيثِ هِشَامِ بْنِ يُوسُفَ).
Artinya: “Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya ‘Alam kubur
adalah awal perjalanan akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka
setelahnya lebih mudah. Barang siapa yang tidak berhasil, maka setelahnya lebih
berat’. kemuddian Utsman Radhiallahu’anhu berkata lagi,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ‘Aku tidak pernah memandang
sesuatu yang lebih mengerikan dari kuburan’” (HR. Tirmidzi 2308, ia
berkata: “Hasan Gharib”, dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Futuhat
Rabbaniyyah, 4/192).
Setelah
kita mengetahui dalil adanya kehidupan didalam kubur. maka, didalam tulisan
yang sangat ringkas ini, kami akan menjelaskan perkara yang pertama kali
ditanya didalam kubur. agar kita bisa mengambil hikmah dan ibroh didalamnya
sehingga kita bisa lebih takut pada azab Allah dan lebih meningkat pengharapan
kita terhadap rahmat dan surga-Nya.
Didalam
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan ahmad, Rasulullah
Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّمَا عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرُ وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ بِهِ فِي الْأَرْضِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ هَاهُنَا وَقَالَ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ حِينَ يُقَالُ لَهُ يَا هَذَا مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ قَالَ هَنَّادٌ قَالَ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ قَالَ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ وَمَا يُدْرِيكَ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ} يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا{ الْآيَةُ . ثُمَّ اتَّفَقَا قَالَ فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا قَالَ وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَإِنَّ الْكَافِرَ فَذَكَرَ مَوْتَهُ قَالَ وَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَأَفْرِشُوهُ مِنْ النَّارِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا قَالَ وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَبْكَمُ مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ حَدِيدٍ لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ تُرَابًا قَالَ فَيَضْرِبُهُ بِهَا ضَرْبَةً يَسْمَعُهَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ فَيَصِيرُ تُرَابًا قَالَ ثُمَّ تُعَادُ فِيهِ الرُّوحُ
Artinya: Dari Al Bara bin Azib ia berkata,”Kami bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam keluar untuk melihat jenazah seorang laki-laki
Anshar, kami pun tiba di pemakaman. Ketika lubang lahad telah dibuat,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
duduk, lalu kami ikut duduk di sisinya. Kami diam, seakan-akan di atas kepala
kami ada burung. Saat itu beliau memegang sebatang kayu yang ditancapkan ke
dalam tanah, beliau lalu mengangkat kepalanya dan bersabda:”Mintalah
perlindungan kepada Allah dari siksa kubur ”.
Beliau ucapkan kalimat itu hingga dua atau tiga kali. Demikanlah
tambahan dalam hadits Jarir. Beliau melanjutkan: ”Sungguh, mayat itu akan dapat
mendengar derap sandal mereka saat berlalau pulang; yakni ketika ditanyakan
kepadanya, ‘Wahai kamu, siapa Rabbmu? Apa Agamamu? Dan Siapa Nabimu?
Hannad menyebutkan; Beliau bersabda: ”lalu ada dua malaikat
mendatanginya seraya mendudukkannya. Malaikat itu bertanya: ”Siapa Rabbmu?”Ia
menjawab,”Rabbku adalah Allah. ” Malaikat itu bertanya lagi: ”Apa
agamamu?” ia menjawab: ”Agamaku adalah Islam” Malaikat itu bertanya lagi:
”Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ‘ ia menjawab: ”Dia adalah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.”
Malaikat itu bertanya lagi: ”Apa yang kamu ketahui?”, ia menjawab:
”Aku membaca Kitabullah, aku mengimaninya dan membenarkannya”
Dalam hadits Jarir ditambahkan,”Maka inilah makna firman Allah:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
Artinya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman…" (Qs. Ibrahim: 27)
Kemudian kedua perawi sepakat pada lafadz: ”Beliau bersabda:
”Kemudian ada suara dari langit yang menyeru,”Benarlah apa yang dikatakan oleh
hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu
surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” Beliau melanjutkan: ”Kemudian
didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata
memandang.”
Beliau melanjutkan: ”Jika yang meninggal adalah orang kafir, maka
ruhnya akan dikembalikan kepada jasadnya. Saat itu datanglah dua malaikat
seraya mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya: ”Siapa Rabbmu?” ia
menjawab: ”Hah, hah, hah. Aku tidak tahu.” Malaikat itu bertanya: ”Apa
agamamu?”, ia menjawab: ”Hah, hah. Aku tidak tahu”.
Malaikat itu bertanya lagi: ”Siapa laki-laki yang diutus kepada
kalian ini?", ia menjawab: ”Hah, hah. Aku tidak tahu.”
Setelah itu terdengar suara dari langit:”Ia telah berdusta.
Berilah ia hamparan permadani dari neraka, berikan pakaian dari neraka, dan
bukakanlah pintu-pintu neraka untuknya.”
Beliau melanjutkan: ”Kemudian didatangkan kepadanya panas dan
baunya neraka. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulangnya saling berhimpitan.”
Dalam hadits Jarir ditambahkan,”Beliau bersabda: ”Lalu ia
dibelenggu dalam keadaan buta dan bisu. Dan baginya disediakan sebuah pemukul
dari besi, sekiranya pemukul itu dipukulkan pada sebuah gunung niscaya akan
menjadi debu.”.
Beliau melanjutkan: ”Laki-laki kafir itu kemudian dipukul dengan
pemukul tersebut hingga suaranya dapat didengar oleh semua makhluk; dari ujung
timur hingga ujung barat -kecuali jin dan manusia- hingga menjadi debu”.Beliau
meneruskan ceritanya: ”Setelah itu, ruhnya dikembalikan lagi.” (Hadits
Riwayat Abu Daud nomor 4127, dan Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani, hadits
nomor 1676 dalam Shahihul Jami’).
Jadi, jika kita renungkan, bahwa manusia setelah mereka meninggal
dan dikuburkan dapat dibagi menjadi dua kelompok:
Pertama: Kelompok yang dilindungi Allah dari Azab Kubur. mereka ini adalah
yang ketika hidupnya :
-
Betul-betul mengenal Allah sehingga mereka selalu bertaqwa kepada
Allah, menjaga Hak-hak Allah, tidak
bermaksiat kepada-Nya, serta selalu mengedepankan Allah dari segalanya.
-
Betul-betul mengenal agama Islam, yaitu mengamalkan ajaran islam
sesuai dengan petunjuk dari Allah dan RasulNya dan tidak melakukan bid'ah dalam
bentuk apapun. memperjuangkan Sayri'at Allah dengan da'wah dan jihad, serta
selalu konsisten terhadap kebenaran islam sampai mati
-
Betul-betul menegnal Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam
dengan mengikuti sunnah-sunnahnya, baik itu sunnah fi'liyah, qouliyah,
taqririyah serta semua akhlak dan kepribadian
beliau.
Kedua: Kelompok yang akan mendapatkan azab Allah sampai
hari kiamat. azab yang ditimpakan kepada mereka bisa didengar oleh semua
makhluk Allah kecuali manusia dan jin. mereka itu adalah yang ketika hidupnya:
-
Selalu ingkar terhadap Allah, mengabaikan hak-hak Allah, melakukan
kesyirikan, mempermainkan syari'atNya, mengingkari ayat-ayat Allah 'Azza
wajalla. pada hakikatnya mereka tau tapi membangkang, mereka faham tapi congkak
serta mereka mendengar tapi sombong. yang menyebabkan mereka mendustakan Allah
sehingga mereka termasuk dalam golongan yang akan kafir dan muttad.
-
Menginkari Islam, menolak syari'at-syari'at Allah, melecehkannya.
yang itu menjadikan mereka kafir, na'udzu billah.
-
Mereka yang mengingkari Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam,
mempermainkanya, mendustakan Risalah yang dibawanya. menolak sunnah-sunnahnya.
sungguh itu adalah perbuatan yang durjana.
Mereka yang berada dalam kelompok ini, sekalipun pernah mendengar
tentang allah, agama islam dan Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam, tapi
mereka tidak akan bisa menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka didalam
kubur nanti. disebabkan keingkaran dan kedustaan mereka pada tiga landasan
agung itu. wal'iyadzu billah
Setelah kita mengetahui siafat-sifat kedua kelompok diatas, maka
sebagai insan yang bertauhid, sebagai hamba yang bertaqwa dan sebagai manusia
yang beraqal. hendaknya kita cerdas dalam memilih. tentu yang kita pilih adalah
kelompok yang pertama. Kelompok yang Allah ridho terhadapnya, dan merekapun
ridho terhadap Allah. kelompok yang sholeh lagi taqwa.
Kunci agar kita bisa termasuk kelompok yang pertama:
1.
Beriman kepada Allah dengan mengucapkan "Syahadatain"
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ ، قَالَ: « بُنِيَ
اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ
الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ »
Artinya: Dari Abdullah bin Umar bin
Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara;
Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi
Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji
dan puasa Ramadhan. (H.R Muslim no 16)
2.
Ta'at Kepada Allah dengan Mengamalkan semua perintahnya didalam
al-qur'an
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ
اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya: Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan
takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang
mendapat kemenangan. (Q.s
An-nur ayat 52)
3. Takut akan Azab Allah dengan
menjauhi Segala kesyirikan dan kemaksiatan dan bid'ah
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ
النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ
وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ
الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
Artinya: “Hendaklah kalian menghindari tujuh
dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah
ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kesyirikan kepada Allah,
sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan
haq, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan
menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.” (HR. Al-Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)
4. Mengikuti Rasulullah Shollallahu 'Alaihi
Wasallam dengan cara menghidupkan Sunnah-sunnahnya, dan beribadah pada Allah
sesuai dengan petunjuknya.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (Q.S al-imran ayat 31)
5. Istiqomah terhadap hal-hal diatas
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ
وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya:
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan".{
Q.S Hud 112 }
6.
Tiadalah kita mati kecuali dalam keadaan islam dengan cara terus
konsisten terhadap tali agama Allah sunnah agung Rasulullah Shollallahu 'Alaihi
Wasallam. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam. (Q.S Al-imran ayat 102)
Insya Allah, atas berkatNya, jika kita mengamalkan
hal-hal diatas maka kita akan dengan mudah menjawab 3 pertanyaan yang akan
diberikan kepada kita didalam kubur nanti. karena hal-hal itulah yang akan
menjadikan kita termasuk dalam Firman
allah 'Azza Wajalla:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
Artinya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman…" (Qs. Ibrahim: 27)
Akhirnya, kita selalu berusaha dan
berdoa semoga kita termasuk kelompok yang pertama dari hadits diatas. Amin Yaa
Rabbal 'Alamin.
Oleh : Abu Mu'tashim Ibnu Az-zira
=======================================================================
Pertanyaan: assalamu alaikum warahmatullahi
wabarakatuh….saya pernah disusui oleh bibi saya selama 3 hari diwaktu ibu saya
wisuda, pertanyaannya adalah:
1.
Apakah
saya dibilang saudara sepersusuan dengan anak bibi saya? Kapan bisa di bilang
anak persusuan?
2.
Apakah
saya dapat harta waris dari bibi saya?
Jawaban:
Wa'alaikum Salam Warahmatulahi Wabrakatuh
1.
Untuk
disebut sebagai saudara sepersusuan, harus memenuhi beberapa syarat
Pertama: yang disusui adalah yang berumur 2 tahun ke
bawah, Allah subuhanahu wata'ala beerfirman:
{وَالْوَالِدَاتُ
يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ
الرَّضَاعَةَ}
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan
(Al-Baqoroh; 233)
Dalam ayat diatas, Allah menjelaskan bahwa
persusuan yang sempurna itu dibatasi hanya sampai dua tahun saja. Hal ini
menunjukkan, sesudah dua tahun tidak berlaku lagi hukum persusuan.
Kedua: hendaknya bayi yang disusui dalam
keadaan lapar Dan disusui sampai kenyang, Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam
Bersabda:
فَإِنَّمَا
الرَّضَاعَةُ مِنَ المَجَاعَةِ
Artinya:
Sesungguhnya menyusu (yang menjadikan mahram) itu hanyalah karena lapar. (H.R
Muslim nomor1455)
Jika
seorang bayi sengaja disusui sedangkan ia dalam keadaan kenyang, itu tidak akan
menjadikan ia persusuan. karena sebenarnya ia tidak membutuhkan makanan pada
saat itu. dan kalaupun ia susu maka tidak akan menyusui kecuali sedikit.
begitupun
jika seorang bayi yang disusui dalam keadaan lapar tapi tidak sampai kenyang maka itu juga tidak
termasuk persusuan. untuk mengetahui kenyang atau belum kenyangnya seorang bayi
bisa diukur dari dua segi:
1.
Lamanya waktu menyusui seperti 10
menit/15 menit..jika hanya disusui 1 menit atau 3 menit maka
sudah pasti belum kenyang.
2. Banyaknya air susu yang mengalir/yang dihisap
oleh bayi. jika air susu ibu yang menyusui tersebut sedikit tentu akan
menjadikan masalah bagi bayi dalam menghisap, dan akan mempengaruhi cepat atau
lambatnya ia dalam kenyang, bisa saja ia akan menyusui 30 Menit bahkan 1 jam
baru bisa kenyang
Ketiga: minimal
lima kali
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: " كَانَ
فِيمَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ: عَشْرُ رَضَعَاتٍ مَعْلُومَاتٍ يُحَرِّمْنَ،
ثُمَّ نُسِخْنَ، بِخَمْسٍ مَعْلُومَاتٍ، فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُنَّ فِيمَا يُقْرَأُ مِنَ الْقُرْآنِ "
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata :
"Adalah yang disyariatkan dalam Al-Qur'an
dahulu sepuluh kali susuan yang jelas, menyebabkan ikatan kekerabatan. Kemudian dihapus dengan lima kali susuan yang jelas hingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat sedangkan masalah tersebut tetap dengan keputusannya (lima kali susuan) (H.R Muslim no 1452)
dahulu sepuluh kali susuan yang jelas, menyebabkan ikatan kekerabatan. Kemudian dihapus dengan lima kali susuan yang jelas hingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat sedangkan masalah tersebut tetap dengan keputusannya (lima kali susuan) (H.R Muslim no 1452)
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُحَرِّمُ الْمَصَّةُ وَلَا الْمَصَّتَانِ
Dari
Aisyah r.ha dia berkata, Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“satu atau dua susuan tidaklah bisa menjadikan mahram” (H.R.Abu Dawud 2063,
muslim 1450)
لَا
تُحَرِّمُ الْإِمْلَاجَةُ وَالْإِمْلَاجَتَانِ
,” satu susuan dan dua
susuan tidaklah bisa menjadikan mahram”. (H.R.Muslim no 1451)
jadi, jika anda memenuhi syarat-syarat diatas
maka berarti anda adalah saudara sepersusuan dengan anak-anak bibi anda. dan
mereka menjadi muhrim bagi anda, berdasarkan sabda rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam:
يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعِ مَا يَحْرُمُ مِنَ
النَّسَبِ
Artinya: “Diharamkan dari persusuan
apa-apa yang diharamkan dari nasab.” [HR Muslim no 1445]
2.
untuk
masalah apakah anda mendapat warisan dari bibi anda atau tidak, maka tergantung
kepada ahli waris yang lebih dekat dengan bibi anda. jika mereka semua masih
ada maka anda tidak akan mendapatkan warisan, tapi jika bibi anda tdk memiliki
ahli waris kecuali anda maka anda termasuk dzu arhaam. wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar