Siapa yang tidak kenal dengan al-qaddafi, laki-laki kelahiran
7 Juni 1942 M di pedusunan padang pasir dalam wilayah Sirte ini baru saja
dihancurkan oleh allah dengan cara yang sangat hina. Tiada lain semua itu
kecuali sebagai ganjaran atas kedoliman dan kekafiranya selama ini.
Didalam masa kekuasaannya Selama 42 tahun telah banyak
kedzoliman yang ia lakukan, baik itu kedzoliman terhadap manusia maupun kepada
allah dan rasul-Nya. Ia menyamakan allah dengan MakhlukNya, dia pula yang
merubah kalender hijriyah. Qaddafi mengatakan, “Ada banyak peristiwa sejarah
yang saya yakini lebih penting dari hijrah Nabi… di antaranya adalah kewafatan
Nabi SAW. Wafatnya Rasul SAW setara dengan kelahiran Isa Alaihissalam
… Jika kita harus
membuat kalender dengan berpatokan kepada peristiwa-peristiwa sejarah, maka
yang lebih utama adalah dengan berpatokan kepada kewafatan Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam. Di antara
peristiwa penting adalah kewafatan Nabi, sehingga kita bisa menetapkan kalender
atau menuliskan untuk umat manusia suatu sejarah sampai setelah berlalu jutaan
tahun, bahwasanya ada seorang rasul penutup para nabi yang wafat pada tahun
sekian, atau telah berlalu kewafatannya sejak sekian tahun atau sekian abad.” (Khuthab
wa Ahadits al-Qaid ad-Diniyah, hal. 290)Sungguh dia adalah Musailamah
Al-Kadzdzab Masa Kini.
Beribu-ribu nyawa kaum muslimin yang telah ia bunuh, kaum
pemuda yang menyuarakan kebenaran ia penjara dan siksa. Tidak puas dengan itu,
Dalam pidato kenegaraan tanggal 27 Desember 1990, Qaddafi mengatakan, “Rakyat
adalah penguasa di atas muka bumi. Rakyat menentukan apapun di bumi yang ia
kehendaki. Adapun Allah berada di langit. Maka tiada penengah antara kita
dengan Allah.” .
Keangkuhan dan kesombongannya telah menjadikan hatinya buta
dan keras, ia menolak ajakan para ulama agar ia bertobat. Begitulah thogut yang
semoga allah membalas segala kejahatan dan kekafiranya selama ini dengan
balasan yang pedih lagi keras.
Masih banyak perkataan al-qoddafi yang menunjukkan sifat fir’aun dan kedustaannya.
Seperti yang tertera dalam buku yang dikarang Syaikh Abdurrahman bin Hasan
Al-Libi, seorang ulama dan mujahid Libya yang berjihad fi sabilillah bersama
mujahidin Libya (Jama’ah Islamiyah Muqatilah, Libya) mengarang buku yang
diterbitkan pada bulan Dzulhijah 1418 H (1997 M) tersebut diberi judul Qaddafi
Musailamatul ‘Ashr (Qaddafi, Musailamah Kontemporer ) dan diberi kata pengantar
oleh seorang ulama besar dan mujahid Libya, Syaikh Abu Mundzir As-Sa’idi
Al-Libi.
Kisah ini, juga kisah presiden mesir dan tunis menjadi
pelajaran bagi hamba yang mau mengambil ibroh:
1. kita adalah hamba, bukan
pengatur. Apapun keadaan kita hendaknya selalu taat pada allah.
2. Pelajaran bagi para
penguasa, agar tunduk dan patuh terhadap peraturan allah bukan malah berhukum
dengan hukum sampah yang dibuat oleh tangan orang-orang munafik.
3. Adil dalam segala hal. Karena
jika kita berbuat dzolim maka doa orang yang terdzolimi adalah terkabul disisi
allah, tidak ada penghalang antara doanya dengan allah. Kisah dalam hal ini
sudah banyak sekali.
4. Tidak melakukan kesyirikan.
Apapun bentuk syirik. Baik itu syirik ibadah ataupun syirik hukum.
5. Selalu mendakwahkan
kebenaran dan mengajak manusia kepada yang haq. Bukan malah sebaliknya yaitu
mengajak manusia kepada kesyirikan.
6. Sekulerisme, liberalisme,
zionisme, dan hukum apapun tidak akan pernah diterima oleh allah, bahkan itu
bentuk memerangi allah dan rasulNya. Siapapun yang abai dengan hukum allah dan
rasulNya maka tiadalah ujung baginya kecuali kehancuran dan kebinasaan, seperti
halnya fir’aun, musailamah al-kadzdzab, alhajjaj, presiden mesir, tunis, libia,
yaman dan insya allah sebentar lagi presiden suria akan menyusun sanak
saudaranya itu. Amin.
7. Tidak boleh siapapun yang
mengatakan dirinya muslim untuk membantu orang-orang kafir dalam memerangi
allah dan rasulNya serta orang-orang yang beriman.. Wala’ hanya untuk allah dan
kebencian serta permusuhan adalah untuk orang-orang yang memusuhi allah dan rasulNya.
8. Tidak serakah dengan
kekuasaan. Jika tidak bias berbuat adil maka mundur itu adalah lebih terhormat
disisi manusia dn lebih mulia dihadapan allah.
9. Keberhasilan seorang pemimpin
buka dilihat dari lamanya ia berkuasa, akan tetapi dilihat dari keberhasilanya
dalam menegakkan hokum allah dan rasulnya.
10. Kekuasaan diwariskan kepada
orang-orang yang beriman bukan kepada orang fasik lagi dzolim. Jika anak
presiden tidak mampu mengembang amanah allah dalam menegakkan hukum allah maka
hamba sahaya yang taqwa adalah lebih berhak untuk menjadi pemimpin.
Itulah
beberapa hikmah yang bias kita ambil dibalik kebinasaan al-qoddafi dan presiden
mesir, tunis serta yaman. . Renungkan firman Allah dibawah ini:
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang
mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Q.S Al-Imran : 26)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar