Adapun hukum berkumur dan istinsyaq
ketikata berwudhu' adalah boleh bahkan itu wajib. baik ketika berpuasa ataupun
diluar puasa. dengan beristidlal kepada:
1. Hadits
Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam:
عن عمرو بن
يحيى المازني عن أبيه قال: شهدت عمرو بن أبي حسن سأل عن وضوء النبي صلى الله عليه
وسلم؟ فدعا بتور من ماء فتوضأ لهم وضوء رسول الله صلى الله عليه وسلم فأكفأ على
يديه من التور فغسل يديه ثلاثا ثم أدخل يده في التور فمضمض واستنشق واستنثر ثلاثا
بثلاث غرفات ثم أدخل يده فغسل وجهه ثلاثا ثم أدخل يده في التور فغسلهما مرتين إلى
المرفقين ثم أدخل يده في التور فمسح رأسه فأقبل بهما وأدبر مرة واحدة ثم غسل رجليه.
وفي رواية:
"أتانا رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخرجنا له ماء في تور من صفر"
Artinya : Telah menceritakan kepada kami
Sulaiman bin Harb berkata, telah menceritakan kepada kami Wuhhaib dari 'Amru
bin Yahya dari Bapaknya berkata; Aku pernah menyaksikan 'Amru bin Abu Hasan
bertanya kepada 'Abdullah bin Zaid tentang wudlunya Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam. Abdullah lalu minta diambilkan bejana berisi air, lalu ia
memperlihatkan kepada mereka cara wudlu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Lalu
ia memulai dengan menuangkan air dari bejana ke telapak tangannya lalu
mencucinya tiga kali. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana, lalu
berkumur-kumur, lalu memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya kembali
dengan tiga kali cidukan. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana dan
membasuh mukanya tiga kali, kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana dan
membasuh kedua tangannya sampai ke siku dua kali dua kali. Kemudian ia
memasukkan tangannya ke dalam bejana dan mengusap kepalanya dengan tangan, ia
mulai dari bagian depan ke belakang lalu mengembalikannya lagi (ke arah depan),
kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana dan membasuh kedua kakinya."
([1])
Dalam
riwayat lain: “Beliau mengusapkan kedua tangannya dari bagian depan kepala
sampai tengkuk dan mengembalikannya kembali pada posisi semula.” ([2])
Dan
dalam riwayat lain juga disebutkan: “Rasulullah SAW mendatangi kami,
kemudian kami menyediakan air dalam baskom dari kuningan untuk beliau.” ([3])
2. Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam tidak pernah mengkhususkan istinsyaq dan itamadhmadhoh hanya diluar
bulan puasa saja. karena ibadah shalat dilakukan sampai seseorang dicabut
nyawanya oleh allah 'azza wajallah.
3. whudu' adalah syarat sahnya shalat.
adapun istinsyaq dan tamadhmadhoh adalah bagian dari whuduh yang tidak pernah
ditinggalkan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam.
4. yang membatalkan puasa adalah
memasukkan makanan atau minuman kedalam perut, adapun istinsyaq dan
itamadhmadhoh adalah airnya tisak sampai masuk kedalam perut. dan kalaupun
masuk tanpa sengaja maka allah maha Pengampun atas kesalahan hamba yang
diperbuatnya tanpa sengaja.
5. para sahabat juga tidak pernah
meninggalkan istinsyaq dan tamadhmadhoh ketika puasa, seperti diriwayatkan
dalam satu hadits:
Dari
Umar bin Al-Khotob Ra ia berkata : "Aku berhasrat kemudian aku mencium
isteriku sedangkan aku sedang shaum. Lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah
aku melakukan sesuatu hal yang besar, aku mencium isteriku sedangkan aku sedang
berpuasa?' Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam
menjawab , 'Bagaimana pendapatmu jika kamu berkumur saat sedang berpuasa?' Aku menjawab, tidak mengapa. Beliau pun berkata, 'Demikian juga mencium isteri'" (HR Abu Daud Lihat Shohih Sunan Abu Daud No. 2089)
menjawab , 'Bagaimana pendapatmu jika kamu berkumur saat sedang berpuasa?' Aku menjawab, tidak mengapa. Beliau pun berkata, 'Demikian juga mencium isteri'" (HR Abu Daud Lihat Shohih Sunan Abu Daud No. 2089)
6. Adapun hadits rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam:
وَبَالِغْ فِي
الْاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِم
Artinya: Dari Laqith bin Shabrah ra. berkata bahwa Rasulullah
shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sempurnakanlah wudhu', dan basahi sela
jari-jari, perbanyaklah dalam istinsyak (memasukkan air ke hidung), kecuali
bila sedang berpuasa." (HR. Abu Dawud no. 123, at-Tirmidzi no. 718, dan selain keduanya, serta
disahihkan oleh asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jami’us Shahih 1/512)
Ini bukan larangan untuk istinsyaq dan tamadhmadhoh, akan tetapi penjelasan bolehnya istinsyaq dan tamadhmadhoh. hanya saja jangan sampai
ketelan (masuk) dalam mulut.
Jadi, istinsyaq dan tamadhmadhoh adalah
tidak membatalkan puasa.
Adapun hukum berkumur dan istinsyaq maka ini
harus dilakukan ketika wudhu dan mandi junub karena keduanya wajib dilakukan
ketika wudhu dan mandi, baik untuk orang puasa maupun lainnya.” (Majmu’
Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 15:280)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar