Jika sesorang meninggal dunia disiang hari ramadhon maka hendaknya ahli
waris menggantikan puasanya dihari itu. karena itu adalah merupakan utang simayit
terhadap allah subuhanahu wata'ala, maka utang terhadap allah adalah lebih utama
dibayar disbanding utang kepada makluq, Berdasarkan sabda Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam:
وَحَدَّثَنِى أَحْمَدُ بْنُ عُمَرَ الْوَكِيعِىُّ
حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِىٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ مُسْلِمٍ
الْبَطِينِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما -
قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ أُمِّى مَاتَتْ وَعَلَيْهَا صَوْمُ شَهْرٍ أَفَأَقْضِيهِ عَنْهَا
فَقَالَ « لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكَ دَيْنٌ أَكُنْتَ قَاضِيَهُ عَنْهَا ». قَالَ
نَعَمْ. قَالَ « فَدَيْنُ اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ يُقْضَى ».
Artinya: Dari
Ibnu
Abbas Radhiyallahu ‘Anhumaa : Datang
seseorang pada Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam
dan berkata : Wahai Rasulullah (Shollallahu 'Alaihi Wasallam), Sungguh ibuku wafat dan ia mempunyai hutang puasa
satu bulan, apakah aku membayarnya untuknya?, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam menjawab : kalau
seandainya ibumu memiliki utang (kepada manusia) apakah kamu akan membayarnya?
Laki-laki itu menjawab: “Betul,
Rasulullah Shollallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda: " Dan
Hutang pada Allah Subuhanahu
Wata'ala lebih
berhak untuk ditunaikan” (H.R
Muslim no 2750)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar