Rukhsoh adalah kemudahan
yg diberikan Allah Subuhanahu wata'ala kpd
seseorang karena suatu
sebab tidak dapat melaksanakan (menunaikan) ibadah wajib.
Allah Subuhanahu
Wata'ala Berfirman:
لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. (Q.S Al-Baqarah 286)
Allah Subuhanahu
Wata'ala Berfirman:
مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ
عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Q.S Al-maidah : 6)
Allah Subuhanahu
Wata'ala Berfirman:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ ، وَلاَ يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ
Artinya: Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Q.S Al-baqarah:
185)
Dan Allah Subuhanahu
Wata'ala Berfirman:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Artinya: Maka
bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. (Q.S At Taghaabun: 16)
Rasulullah Shollallahu
'Alahi Wasallam Bersabda:
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ ، حَدَّثَنِي مَالِكٌ ، عَنْ
أَبِي الزِّنَادِ ، عَنِ الأَعْرَجِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَ : .....وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ.
Artinya: dari abu hurairah radhiyallahu 'anhu dari nabi
Shollallahu 'Alahi Wasallam beliau Bersabda:
….“Dan
jika Aku perintahkan kalian dengan sebuah perkara maka kerjakanlah darinya
sesuai dengan kemampuan kalian.” (H.R Bukhari no 6858, muslim no 1337)
Mengambil rukhsoh bagi
yang memiliki udzur syar'I dalam puasa adalah boleh. Boleh baginya untuk tidak
berpuasa seprti orang yang sakit atau melakukan perjalanan. Sebagaimana firman
Allah 'Azza wajalla:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى
سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ
طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: “Maka barangsiapa di antara kalian menderita sakit atau dalam
safar ada rukhsah (keringanan) baginya untuk berbuka dan wajib atasnya untuk
mengqadhanya di hari-hari lain (di luar bulan Ramadhan).” (Al-Baqarah: 184).
Begitupun
orang yang udzur karena sudah lanjut usianya dan tidak
mampu berpuasa maka cukup baginya membayar fidyah setiap hari satu mud (kurang
lebih 1 liter beras) dibagikan kepada fakir miskin, inilah
keringanan dari Allah bagi mereka, Allah subuhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَج
Artinya: ”Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama
suatu kesempitan.” (Q.S Al-hajj: 78)
Atau udzurnya Ibu yang hamil
dan yang sedang menyusui bayinya, jika takut berbahaya atas dirinya saja atau
takut berbahaya atas dirinya dan bayinya maka wajib ia meng-qadha (membayar)
puasanya tanpa membayar fidyah, dan jika takut berbahaya atas bayinya saja maka
wajib ia meng-qadha puasanya dan membayar fidyah.. Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي
عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَزْرَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: {وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ
مِسْكِينٍ}، قَالَ: كَانَتْ رُخْصَةً لِلشَّيْخِ الْكَبِيرِ ، وَالْمَرْأَةِ
الْكَبِيرَةِ ، وَهُمَا يُطِيقَانِ الصِّيَامَ أَنْ يُفْطِرَا، وَيُطْعِمَا
مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ سْكِينًا ، وَالْحُبْلَى وَالْمُرْضِعُ إِذَا خَافَتَا. قَالَ
أَبُو دَاوُدَ : يَعْنِي عَلَى أَوْلاَدِهِمَا أَفْطَرَتَا وَأَطْعَمَتَا. وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ.
Artinya:
Dari Sa'id Bin Jubair Dari Ibnu Abbas: Firman Allah Ta'ala “Dan wajib bagi
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin”, (Al-Baqarah 184). Ibnu abbas berkata: ayat ini merupakan rukhsah
(keringanan) bagi laki-laki dan wanita yang sudah tua dan tidak mampu berpuasa
agar berbuka dan sebagai penggantinya memberi makan orang miskin setiap hari,
begitu pula ayat tsb merupakan rukhsah bagi wantia hamil dan yang menyusui, jika
takut atas bayinya boleh berbuka dan membayar fidyah” (HR Abu Dawud no 2318 dan
at-Thabrani dengan isnad shahih).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar