Tidak boleh
bagi seorang yang memiliki utang untuk mengqodho' puasanya menggantinya dengan
ith'am. karena Allah 'Azza Wajallah telah mensyari'atkan hukumnya sesuai dengan
maqomnya dan dengan penuh adil. Allah subuhanhu wataala berfirman didalam Q. S
al-baqarah ayat 187:
تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ
يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُون
Artinya: Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka
bertakwa".
Oleh karena itu, seorang hamba yang melakukan safar atau sakit kemudian
dia tidak berpuasa maka ia wajib menggantinya dihari-hari yang lain (setelah
bulan ramadhon), tidak boleh menggantinya dengan memberi makan orang-orang
miskin.
Allah subuhanahu wata'ala
berfirman:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى
سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ
طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: “Maka barangsiapa di antara kalian
menderita sakit atau dalam safar ada rukhsah (keringanan) baginya untuk berbuka
dan wajib atasnya untuk mengqadhanya di hari-hari lain (di luar bulan Ramadhan).”
(Al-Baqarah: 184).
Puasa yang di tinggalkan itu juga merupakan utang terhadap allah, maka
membayar utang terhadap Allah itu lebih utama disbanding membayar utang kepada
sesama. Berdasarkan sabda Rasulullah Shollallahu 'Alaihi
Wasallam:
وَحَدَّثَنِى أَحْمَدُ بْنُ عُمَرَ الْوَكِيعِىُّ
حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِىٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ مُسْلِمٍ
الْبَطِينِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما -
قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ أُمِّى مَاتَتْ وَعَلَيْهَا صَوْمُ شَهْرٍ أَفَأَقْضِيهِ عَنْهَا
فَقَالَ « لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكَ دَيْنٌ أَكُنْتَ قَاضِيَهُ عَنْهَا ». قَالَ
نَعَمْ. قَالَ « فَدَيْنُ اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ يُقْضَى ».
Artinya: Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhumaa : Datang seseorang pada Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah (Shollallahu 'Alaihi Wasallam), Sungguh ibuku wafat dan ia mempunyai hutang puasa satu
bulan, apakah aku membayarnya untuknya?, Rasulullah Shollallahu
'Alaihi Wasallam menjawab : kalau seandainya ibumu memiliki utang (kepada manusia)
apakah kamu akan membayarnya? Laki-laki itu menjawab: “Betul, Rasulullah Shollallahu
'Alaihi Wasallam bersabda: " Dan Hutang pada Allah Subuhanahu Wata'ala lebih berhak untuk
ditunaikan” (H.R Muslim no 2750)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar