Adab
Kepada Allah Azza Wajalla (06)
Bersyukur
Atas Nikmat Allah
Pengertian syukur

Semua Kenikmatan Adalah Berasal Dari
Allah Azza Wajalla
Sesungguhnya segala
kebaikan dan kenikmatan yang ada pada kita adalah karunia dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا بِكُمْ
مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ (53)
Artinya:“Dan
apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)…” (QS. An-Nahl: 53)
Jika kita
berusaha menghitung nikmat yang Allah karuniakan kepada kita, niscaya kita
tidak akan mampu menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنْ
تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا (18)
Artinya:“Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (QS. An-Nahl: 18).
Dalil
Di Syari’atkannya Bersyukur
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ
مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepadaNya kamu menyembah.”
(QS. Al Baqarah: 172).
إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ
لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا
لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: “Sesungguhnya
apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta.
Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki
kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan
bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al Ankabut : 17).
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا
تَكْفُرُونِ
Artinya: “Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152).
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ * بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُن مِّنْ الشَّاكِرِينَ
Artinya: Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu.
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah
Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang
bersyukur." (Q.S Az-zumar: 66)
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ
أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S Lukman : 14)
Mengapa Harus
Bersyukur
1.
Karena Allah telah menciptakan kita dengan
penciptaan yang sempurna.
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ
بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk
rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).
(Q.S At-taghobun : 3)
اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاء بِنَاء
وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ ذَلِكُمُ
اللَّهُ رَبُّكُمْ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya: Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan
langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi
kamu rezki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah
Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S Ghofir/Almukmin : 64)
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78).
وَمِنْ
رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ
وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan
untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya
kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al Qashas : 73).
2.
Karena Allah telah menciptakan malam dan siang
untuk kita istrahan dan mencari rizqi.
وَآيَةٌ
لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا
فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33) وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ
وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ (34) لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا
عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (35)
Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang
besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami
keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami
jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya
beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang
diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yasin 33-35).
3.
Karena Allah telah menciptakan untuk kita
langit dan bumi, matahari dan bulan, air dan angin serta yang lainya untuk kita
nikmati dalam kehidupan kita:
اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ
لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ (32)
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ (33) وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا
نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (34)
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan
dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah
menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan
kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar
(dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 32-34).
Keutamaan
syukur
1.
Bersyukur adalah tanda kebahagiaan
Seorang muslim
sejati tidak pernah terlepas dari tiga keadaan yang merupakan tanda kebahagiaan
baginya, yaitu bila dia mendapat nikmat maka dia bersyukur, bila mendapat
kesusahan maka dia bersabar, dan bila berbuat dosa maka dia beristighfar (Qowa’idul Arba’, hal. 01),
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ
كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ
أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
Artinya: “Sungguh menakjubkan urusan seorang
mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali
pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka
yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa
kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan
baginya.” (Hadits
shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu
‘anhu).
2.
Orang yang bersyukur sungguh telah lulus Dari
Ujian
Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُوْنَ
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)
‘Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma
mengatakan, “Maksudnya, Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan
kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram,
ketaatan dan maksiat, serta petunjuk dan kesesatan. (Tafsiir ath-Thabari,
IX/26, no. 24588).
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam tatkala
mendapatkan nikmat, beliau mengatakan
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ لِيَبْلُوَنِيْ
أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ
كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ
Artinya: “Ini termasuk karunia dari Rabb-ku
untuk mengujiku, apakah aku bersyukur ataukah mengingkari (nikmat-Nya). Dan
barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabb-ku Maha
Kaya lagi Maha Mulia.”
(QS. An-Naml: 40).
3.
Syukur Adalah Sifat Mulia Para Nabi
a.
Syukurnya Nabi Nuh
Allah ‘Azza wa Jalla menyanjung Nabi Nuh
‘alaihis salam dengan firman-Nya:
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
Artinya: (yaitu)
anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia
adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS. Isra': 3)
b.
Syukurnya Nabi Ibrahim
إِنَّ
إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ (120) شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ
Artinya:
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi
patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang
yang mempersekutukan Allah, (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah
telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.” (QS. An-Nahl:
120-121).
c.
Syukurnya Nabi Luth
كَذَّبَتْ
قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ *
إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلاَّ آلَ لُوطٍ نَّجَّيْنَاهُم بِسَحَرٍ
* نِعْمَةً مِّنْ عِندِنَا كَذَلِكَ نَجْزِي مَن
شَكَرَ
Artinya: Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya).
Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa
batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan
sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang bersyukur,(Q.S Al-Qomar: 33-35)
d.
Syukurnya Nabi Musa
قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالاَتِي
وَبِكَلاَمِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَ
Artinya: Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih
(melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku
dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa
yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang
bersyukur." (Q.S Al-A’raf : 144)
e.
Syukurnya Nabi Sulaiman:
قَالَ الَّذِي
عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ
طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي
لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّيغَنِيٌّ كَرِيمٌ
Artinya: Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab:
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip."
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia." (Q.S An-namal : 40 )
f.
Syukurnya Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam
حَدَّثَنَا
صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ ، حَدَّثَنَا زِيَادٌ
أَنَّهُ سَمِعَ الْمُغِيرَةَ يَقُولُ قَامَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى
تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا.
Artinya: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bangun shalat malam hingga kedua kaki beliau bengkak. Lalu istri beliau, yaitu
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, ”Mengapa Anda melakukan ini,
padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang dulu maupun yang akan
datang?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ”Tidak
pantaskah jika aku menjadi hamba yang bersyukur?” (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4837 dan Muslim, no. 2820)
4.
Syukur adalah akhlaq yang mulia, yang muncul
karena kecintaan dan keridho’an yang besar terhadap Sang Pemberi Nikmat
CARA
BERSYUKUR
syukur yang
sebenarnya tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan “alhamdulillah”.
Namun hendaknya seorang hamba bersyukur dengan hati, lisan dan anggota
badannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah,
“Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan dan anggota badan. (Minhajul
Qosidin, hal. 305)
1.
Adapun tugasnya hati dalam bersyukur kepada
Allah ‘Azza wa Jalla adalah
Pertama : Mengakui dan meyakini bahwa nikmat tersebut
semata-mata datangnya dari Allah Ta’ala dan bukan dari selain-Nya. Allah
Ta’ala berfirman: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah-lah (datangnya)…” (QS. An-Nahl: 53). Meskipun bisa jadi kita
mendapatkan nikmat itu melalui teman kita, aktivitas jual beli, bekerja atau
yang lainnya, semuanya itu adalah hanyalah perantara untuk mendapatkan nikmat.
Kedua : Mencintai Allah Ta’ala yang telah
memberikan semua nikmat itu kepada kita.
Ketiga : Meniatkan untuk menggunakan nikmat itu di
jalan yang Allah ridhai.
2.
Adapun tugasnya lisan adalah memuji dan
menyanjung Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut pada kita.
3.
Dan tugasnya anggota badan adalah menggunakan
nikmat tersebut untuk mentaati Dzat yang kita syukuri (yaitu Allah Ta’ala)
dan menahan diri agar jangan menggunakan kenikmatan itu untuk bermaksiat
kepada-Nya.
Ibnu Abi Dunya rahimahullah meriwayatkan
dalam kitabnya asy-Syukru bahwa ada seorang laki-laki yang berkata
kepada Abu Hazim Salamah bin Dinar, “Bagaimana bentuk syukur dari kedua mata
wahai Abu Hazim”? Salamah bin Dinar menjawab, “Apabila dengan keduanya engkau
melihat yang baik, engkau ceritakan kebaikan itu. Dan apabila dengan keduanya
engkau melihat yang jelek, maka engkau rahasiakan kejelakan tersebut.
Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana syukurnya kedua
telinga”? Dijawab, “Jika dengan keduanya engkau mendengarkan yang baik-baik,
maka engkau terima. Jika dengan keduanya engkau mendengar kejelekan (maksiat),
maka engkau tolak”.
Ia bertanya lagi, “Bagaimana syukurnya kedua tangan”?
Salamah bin Dinar menjawab, “Jangan engkau gunakan keduanya untuk sesuatu yang
bukan menjadi tujuan ia diberikan dan jangan engkau menolak hak Allah pada
keduanya”.
Ia bertanya lagi, “Bagaimana bersyukurnya perut”?
Dijawab, “Engkau jadikan bagian bawahnya makanan dan bagian atasnya ilmu”. Ia
kembali bertanya, “Bagaimana bersyukurnya kemaluan”? Salamah bin Dinar
menjawabnya dengan firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَالَّذِينَ
هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ * إِلَّا عَلَى
أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ* فَمَنِ
ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
Artinya: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di
balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS.
Al-Mukminun: 5-7).
Manfaat
bersyukur
1.
Dengan syukur sesulit apapun kehidupan yang
kita lewati akan tetap terasa indah,
2.
Pribadi ahli syukur akan senantiasa menemukan
hikmah dalam setiap cobaan hidup yang ia hadapi maupun dalam setiap kekurangan
yang ia miliki.
3.
Orang yang bersyukur akan terhindar dari azab
Allah
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7).
مَّا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ
وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
Artinya: Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan
beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (Q.S An-nisa :
147)
4.Orang yang bersyukur akan mendapatkan pahala
yang besar disisi Allah
وَمَا
كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ
يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ
نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
Artinya: “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.
Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala
dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula)
kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang
yang bersyukur.” (QS. Ali
Imran:145)
5.
Orang yang bersyukur akan mendapatkan keridhoan
Allah
إِنْ
تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
Artinya:
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia
tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia
meridhai bagimu kesyukuranmu itu…” (QS. Az-Zumar: 7)
Bagaimana
agar kita menjadi pribadi bahagia yang pandai bersyukur?
1.Fokuslah pada
apa yang kita miliki, jangan fokus pada apa yang tidak kita miliki
2. Seringlah melihat
ke bawah jangan sering melihat ke atas.
Catatan:
1.
Ibnul Qayyim lantas menukil ucapan Syaikhul
Islam Abu Isma’il Al Harawi yang mengatakan bahwa konon para salaf mengatakan:
“Seseorang mungkin melakukan suatu dosa, yang karenanya ia masuk Jannah; dan
ia mungkin melakukan ketaatan, yang karenanya ia masuk Neraka”.
2.
Bersyukur hendaknya dilakukan diwaktu susah dan
juga diwaktu senang dan dalam keadaan apa saja. Jangan beribadah hanya ketika
kita butuh pada Allah sedangkan jika kita telah ditolong Allah maka kita lupa
padaNya, ma’adzallah:
قُلْ مَن يُنَجِّيكُم مِّن ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
تَدْعُونَهُ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً لَّئِنْ أَنجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ
مِنَ الشَّاكِرِينَ * قُلِ اللَّهُ يُنَجِّيكُم مِّنْهَا وَمِن كُلِّ
كَرْبٍ ثُمَّ أَنتُمْ تُشْرِكُونَ *
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ
أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُم
بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu
dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah
diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia
menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang
bersyukur"." Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana
itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali
mempersekutukan-Nya." Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk
mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau
Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan
merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah,
betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar
mereka memahami(nya)." (Q.S Al-An’am : 63-65)
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا
زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفًا
فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَت دَّعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا
صَالِحاً لَّنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ * فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحاً جَعَلاَ لَهُ شُرَكَاء فِيمَا
آتَاهُمَا فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Artinya: Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari
padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka
setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan
teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat,
keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami
terraasuk orang-orang yang bersyukur." Tatkala Allah memberi kepada
keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu
bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka
Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S Al-A’raf : 189-190)
هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا
كُنتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُواْ بِهَا
جَاءتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءهُمُ الْمَوْجُ مِن كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّواْ
أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُاْ اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ
أَنجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنِّ مِنَ الشَّاكِرِينَ * فَلَمَّا أَنْجَاهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ
بِغَيْرِ الْحَقِّ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ
مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ
بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di
daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera,
dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan
tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai,
dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa
mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata):
"Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah
kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat
kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya
(bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu
hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu
Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. " (Q.S Yunus : 22-23)
3.
Bersyukur harus
dilakukan dengan ikhlas, Allah maha mengetahui hambaNya yang bersyukur dan yang
ingkar
وَكَذَلِكَ
فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ
Artinya: Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan
sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu)
berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah
Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?" (Q.S Al-An’am
Ayat 53)
4. Allah berterima maha berterima kasih pada hambaNya, yaitu dengan
cara Allah membalas segala amal kebajikan Hambanya yang beriman:
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا
Artinya: Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka
mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (Q.S Al-Isro’
: 19)
إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاء وَكَانَ سَعْيُكُم مَّشْكُورًا
Artinya:
Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi
balasan). (Q.S Al-Insan : 22)
5.
Sesungguhnya
Allah tidak mengharapkan terima kasih HambaNya, akan tetapi rasa syukur Hamba
adalah utnuk kebaikan hamba itu sendiri.
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء
وَلا شُكُورًا
Artinya: Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan
tidak pula (ucapan) terima kasih. (Q.S Al-Insan : 9)
وَلَقَدْ
آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا
يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan
hikmah kepada Luqman, yaitu: Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang
bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.” (QS. Al Luqman
: 12).
وَمَنْ
شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ
كَرِيمٌ
Artinya:
“Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An-Naml: 40).
6. Allah telah memberikan banyak
kenikmatan pada Hamba-hambaNya, akan tetapi sedikit dari mereka yang bersyukur
ثُمَّ
لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Artinya:
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat).” (QS. Al-A’rah: 17).
وَقَلِيلٌ
مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُور
Artinya:
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur (berterima kasih).” (QS.
Saba’: 13).
وَلَكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Artinya:
“Akan tetapi kebanyak manusia tidak bersyukur.” (QS. Yusuf: 38).
7.Semoga
Allah menjahkan kita dari golongan yang lupa terhadap nikmat Allah kemudian
mengingkarinya.
يَعْرِفُونَ
نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا
Artinya: “Mereka
mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya…” (QS. An-Nahl: 83).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar