11.
Kapan
Mulai Sahur?
Ulama berbeda pendapat
didalam masalah kapan sahur dimulai. Yaitu ada tiga pendapat:
Kelompok ini berhujjah
dengan beberapa dalil aqli:
1. Karena sarapan yang dilakukan setelah az-zawal
sampai pertengahan malam disebut dengan 'asya', adapun setelah pertengahan
malam disebut dengan waktu sahur karena terjadi setelah 'asya'. Maka oleh
karena itu waktu makan sahur dimulai sejak pertengahan malam sampai terbit
fajar shodiq [[2]]
Hal ini kita bantah
dengan beberapa dalil:
Kedua: disana ada yang mengatakan bahwa sahur juga dinamakan
dengan ghoda', bahkan Rasulullalh Shollallahu 'Alaihi Wasalam Bersabda:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ خَالِدٍ الْخَيَّاطُ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ
صَالِحٍ عَنْ يُونُسَ بْنِ سَيْفٍ عَنِ الْحَارِثِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ أَبِى رُهْمٍ
عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ دَعَانِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- إِلَى السَّحُورِ فِى رَمَضَانَ فَقَالَ « هَلُمَّ إِلَى الْغَدَاءِ
الْمُبَارَكِ ». رواه النسائي في المجتبى (4/145) كتاب الصيام ،
باب دعوة السحور ، رقم : 2163 ، ورواه أبو داود في سننه (2/275) كتاب الصوم ، باب
من سمى السحور الغداء ، رقم : 2346 .
Mereka berhujjah dengan
beberapa dalil:
1. Berdasarkan pemahaman Al-qur'an, Allah Subuhanahu
Wata'ala Berfirman:
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ
وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَار
Artinya: (yaitu)
orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya
(di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur (Q.S Al-imran : 17)
Allah Subuhanahu
Wata'ala juga Berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17)
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
Artinya: Di dunia
mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan
diwaktu pagi sebelum fajar. (Q.S Adz-dzariyah)
Didalam kedua ayat diatas allah 'azza wajallah menyanjung
orang-orang yang meminta ampun pada-Nya diwaktu sahur yaitu di 1/3 terakhir
malam. [[5]]
2.
Berdasarkan Hadist
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنِ
ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ وَأَبِي عَبْدِ اللهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ
يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
رواه البخاري في صحيحه (1/348) أبواب التهجد ،
باب الدعاء والصلاة من آخر الليل ، رقم : 1094 .
Artinya: Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam bersabda: " Rabb kita 'Azza wajalla turun kelangit dunia disetiap
1/3 terakhir malam dan berfirman: siapa yang berdoa kepadaku maka aku akan mengabulkan
doanya, siapa yang meminta padaku maka aku akan memberinya, siapa yang meminta
ampun padaku maka aku akan mengampuninya. [[6]]
Wajhu istidlal dari
hadits diatas adalah bahwa Allah 'azza wajallah menghimbau pada hambaNya untuk
beristigfar di 1/3 terakhir malam [[7]]
3.
Berdasarkan Bahasa
Bahwa waktu sahur adalah waktu yang dekat dengan
fajar, maka masuklah didalamnya 1/3 terakhir malam. dan 1/3 terakhir malam
ditafsirkan dengan waktu sahur.[[8]]
Ketiga: Sebagian Hanafiyah, Malikiyyah, dan sebagian Syafi'iyyah
mengatakan bahwa sahur dimulai seperenam malam terakhir [[9]]
Adapun
dalil dari kelompok ini adalah:
1. Dari hadits
أَخْبَرَنَا شُعَيْبُ بْنُ يُوسُفَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ ، عَنْ يُونُسَ بْنِ سَيْفٍ ،
عَنِ الْحَارِثِ بْنِ زِيَادٍ ، عَنْ أَبِي رُهْمٍ ، عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ
سَارِيَةَ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَهُوَ يَدْعُو إِلَى السَّحُورِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ : هَلُمُّوا إِلَى
الْغَدَاءِ الْمُبَارَكِ. (وأخرجه أحمد 4/127،
النسائي 4/145 في الصيام: باب دعوة السحور، وابن خزيمة "1938"، والبيهقي
4/236 من طرق عن عبد الرحمن بن مهدي، بهذا الإسناد. وأخرجه ابن أبي شيبة 3/9،
وأحمد 4/126، وأبو داود "2344" في الصيام: باب من سمى السحور الغداء،
والبزار "977"، والطبراني 18/ "628" من طرق عن معاوية بن
صالح، به).
Artinya: dari al-'irbad bin sariyah ia berkata, saya
telah mendengar rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menyeru manusia untuk
sahur dibulan ramadhon beliau bersabda: ayo menujulah kalian di al-goda'
al-mubarak". [[10]]
Wajah istidlal adalah sesungguhnya Rasulullah
Shollallahu 'Alaihi Wasallam menamakan sahur dengan ghoda' dikarenakan waktunya
berdekatan dan bersampingangan, atau karena waktu pertama ghoda' adalah
dipermulaan fajar yang kedua[[11]]
2. Dari bahasa
Sesungghunya makna sahur dari
segi bahasa adalah yaitu terakhir malam dan permulaan subuh. Inilah waktu
sahur, saking akhir-akhirnya waktu sahur sampai dinamakan dengan permulaan
subuh. Ini menunjukkan bahwa waktu shaur adalah di 1/6 terakhir malam. [[12]]
Tarjih:
Pendapat ke dua yaitu
bahwa sahur dimulai 1/3 terakhir malam adalah kuat akan tetapi yang lebih rojih
adalah pendapat yang ketiga yaitu sahur dimulai 1/6 terakhir malam sampai
terbitnya fajar shodiq. Dengan berhujjah pada:
Pertama: Firman Allah Subuhanahu
Wata'ala:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
Artinya: Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi
sebelum fajar. (Q.S Adz-dzariyah)
-
Abu bakar al-jazair berkata dalam tafsirnya bahwa waktu
sahur adalah 1/6 terakhir malam (lihat tafsir beliau
tentang ayat 18 Q.S az-zariyat).
-
Begitupun yang dikatakan oleh imam At-thobari didalam
tafsirnya jaami'ul bayan 'an
ta'wiil aayatil qur'an 26/200,
-
Juga
yang dikatakan Muhammad al-qurthubi didalam tafsirnya al-jami'ul ahkaamul qur'an li 4/38
Kedua: dari segi bahasapun bahwa sahur itu adalah akhir
malam dan berhadapan dengan subuh.
إدبار النجوم (perginya bintang-bintang
dimalam hari) yaitu diwaktu sahur, begitupun fajar kaadzib, terjadinya diwaktu
sahur yaitu 1/6 terakhir malam. [[13]]
Ketiga: untuk keluar dari khilaf, karena semua pendapat
sepakat bahwa waktu sahur itu sampai terbitnya fajar shodiq, mereka hanya
berbeda dalam kapan waktu mulainya.
Jika memilih yang pertama maka jauh dari dalil, dan
jika memilih yang ketiga maka akan selamat dari khilaf.
Wallahu a'lam
([9]) Ihya ulumuddin li Muhammad al-gozaly
1/347, hasyiatu raddul mukhtar 'aladdaril mukhtar li Muhammad amin bin abidin
2/ 419, al-istidzkar al-jami' limadzahib fuqohaa' al-amshori li ibni 'abdul bar
al-qurtuby 1/ 397, mugni Al-muhtaaj ila ma'rifati ma'ani al-faadz al-minhaaj
lil khatiib as-syarbiiny 1/435.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar