Hakikat Hijrah Yaitu Hijrah Dari Maksiat Pada Allah Kepada Menta'atiNya...Ingatlah, Bahwa Maksiat Yang Paling Besar Adalah Syirik, Dan Keta'atan Yang Paling Agung adalah Bertauhid Pada Allah 'Azza Wajalla...Maka Oleh Karena Itu Bertauhidlah Kepada Allah Semata Dan Jauhilah Segala Bentuk Kesyirikan DAURAH QUBRA SEPUTAR 143 Permasalahan Puasa Dan I'tikaf Kontak Person: 085237021944

Jadwal Shalat

Radio Jihad On Line Perhatikan Waktu Shalatmu Saudaraku...Jika Waktu Shalat Tiba, Cari masjid Yang Terdekat Dengan Anda..Tunaikan Segera dan Jangan Di Tunda-tunda!!!

Rabu, 11 Agustus 2010

Kisah Ulama Yang di Dzolim Pemerintah

ustadz Ba'asyir Memang Orang Kampung Tapi Tidak Bodoh

Jakarta - Polisi menuduh Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir akan mengganti dasar negara lewat serangkaian aksi teror. Guna melakukan niatan itu, sejumlah pelatihan militer digelar Ba'asyir. Tim Pembela Muslim (TPM) pun menertawakan tuduhan polisi itu.

"Ba'asyir memang orang kampung. Tapi tidak bodoh. Kami tersinggung dengan tuduhan itu," ujar pengacara Ba'asyir dari TPM, Mahendradatta kepada detikcom, Selasa (10/8/2010) malam.

Menurut Mahendra, Ba'asyir tentu tidak sebodoh itu mau melawan TNI dan polisi yang jumlahnya ratusan ribu untuk mengganti dasar negara. Apalagi menurut Mahendra, polisi menuduh pengikut Ba'asyir yang telah dilatih hanya sekitar 50 orang.

"Masa pikirannya sebodoh itu, 50 orang mau melawan ratusan ribu TNI dan Polri," jelas Mahendra.

Mahendra menjelaskan, Ba'asyir memang punya niat ingin mengganti dasar negara. Tapi bukan dengan cara kekerasan melainkan dengan cara konstitusional. Hal itu pernah disampaikan Ba'asyir saat bertemu dengan Ketua MPR Taufiq Kiemas beberapa waktu lalu.

"Jadi tidak setolol itu mau ganti dasar negara dengan perang," tutupnya.
(rdf/nvc)


Tanggapan hidayat nur wahid terhadap penangkapan ustadz abu bakar

Selasa, 10/08/2010 21:21 WIB
Penangkapan Ba'asyir Bisa Jadi Bumerang Untuk Polisi

Lia Harahap - detikNews
Jakarta - Pihak kepolisian harus bisa membuktikan pada publik, bahwa penangkapan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir mempunyai dasar yang cukup. Kalau tidak, penangkapan ini bisa menjadi bumerang untuk kepolisian.

"Kalau aparat penegak hukum tidak bisa membuktikan latar belakangnya, maka ini akan menjadi bumerang bagi kepolisian itu sendiri," kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung usai mengadakan rapat pimpinan di Gedung DPR, Jl Gatot Subroto, Senayan Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Dia cukup mengapresiasi apa yang telah dilakukan polisi dalam memberantas terorisme. Hanya saja mengingat sosok Ba'asyir cukup menjadi perhatian publik, maka dibutuhkan keseriusan polisi untuk mengungkap jaringan membahayakan ini.

"Bagaimanapun Abu Bakar Basyir adalah orang yang sekarang menjadi perhatian yang cukup luas dari masyarakat, maka itu harus bisa dibuktikan dan pembuktiannya melalui persidangan," ujar politisi PDIP ini.

Dia juga berharap publik terus memantau pengusutan kasus ini, agar tidak terkesan penangkapan itu hanyalah pengalihan isu dari kubu kepolisian.

"Publik harus mengawasi hal itu supaya tidak timbul kesan untuk mengalihkan isu dan rivalitas di tubuh polri," pesan pria berkacamata ini.

Pimpinan DPR lainnya Anis Matta mengatakan, meskipun Ba'asyir diduga sebagai dalang aksi teror, tetap saja polisi harus bisa berlaku sopan saat menjalani segala proses pemeriksaan.

"Diproses secara biasa (sesuai prosedur hukum), yang jelas harus ada perlakuan santun kepada beliau sebagai orang tua," kata Anis.

Dia juga mengatakan, penangkapan itu tidak ada hubungannya dengan pidato presiden yang mengatakan dirinya merasa terancam. Jika benar presiden terancam, maka itu menunjukan negara tidak aman. Kinerja polisi pun dipertanyakan.

"Kalau penangkapan itu biasa saja, cuma kalau sampai isu utama itu mengancam keamanan presiden rasanya itu terlalu berlebihan," jelas politisi PKS ini.

Selasa, 10/08/2010 19:22 WIB
Polisi Tetapkan Ba'asyir Tersangka & Dijerat Pasal Hukuman Mati
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Polisi akhirnya resmi menetapkan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir sebagai tersangka. Polisi menjerat Ba'asyir dengan UU Terorisme.

"Terhadap ustadz ditetapkan sebagai tersangka dengan pasal 14 jo pasal 7, 9, 11, dan atau pasal 11 dan atau pasal 15 jo pasal 7,9, 11 dan atau pasal 13 huruf a, huruf b, huruf c UU No 15 tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Pasal yang dikenakan pada Ba'asyir adalah pasal hukuman mati. Ba'asyir dinilai terlibat mulai dari perencanaan, pelatihan, dan tindakan aksi teror.

"Dan nanti akan bisa kita ikuti dalam persidangan. Bagaimana proses tadi bisa kita ungkapkan bukti-buktinya," imbuh Edward.
(ndr/rdf)

Selasa, 10/08/2010 15:45 WIB
Abu Jibril: Penangkapan Ba'asyir Pengalihan Isu Rekening Gendut
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Setelah Front Pembela Islam (FPI) dan FUI (Forum Umat Islam), Ustad Abu Jibril juga ikut menjenguk Abu Bakar Ba'asyir. Sayangnya, Abu Jibril tidak diperkenankan masuk melihat Ba'asyir.

"Di suruh datang lagi Jumat. Tadi kita memang terlambat," ujar Abu Jibril usai ke luar dari Bareskrim, Jl Trunojoyo, Jaksel, Selasa (10/8/2010).

Abu Jibril mengecam tindakan penangkapan terhadap Ba'asyir. Menurut ayah dari terpidana teroris M Jibril ini, polisi sengaja memainkan isu teroris terhadap Ba'asyir untuk mengalihkan isu.

"Ini jelas hanya pengalihan isu rekening jenderal yang selama ini tidak jelas," tegasnya.

Senada dengan Abu Jibril, Sekjen FUI Muhammad Al Khaththath menuding pemerintah telah sengaja memainkan kasus terorisme untuk menutup borok pemerintah selama ini. Penangkapan Ba'asyir merupakan intimidasi Densus 88 kepada aktivitas dakwah Islam.

"Ini politik pengalihan isu untuk menutupi ketidakmampuan pemerintahan pimpinan presiden lebay," tuturnya.

Ketua FPI Rizieq Shihab menuntut agar Ba'asyir dibebaskan tanpa syarat. FPI menuding pelatihan teroris di Aceh tidak ada kaitannya dengan Ba'asyir, melainkan rekayasa desertir anggota Brimob.

"Kita akan melakukan pembelaan sesuai dengan aturan syariah dan aturan hukum yang berlaku. Ba'asyir tidak sama sekali terkait," tandasnya.

(ape/lrn)


Selasa, 10/08/2010 15:18 WIB
Polri Belum Pastikan Ada Hubungan Antara WN Prancis & Ba'asyir
Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta - Polri belum bisa memastikan apakah ada hubungan antara warga negara Prancis A dengan Abu Bakar Ba'asyir. Polisi masih menyelidiki.

"Belum (diketahui hubungannya). Tapi yang jelas semua yang kita lakukan dengan suatu proses yang panjang," kata Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Selasa (10/8/2010)

Dia menjelaskan, dari para tersangka teroris ini ditemukan bukti kuat adanya tindakan pidana.

"Anak-anak kami tidak kenal lelah. Ini dengan kita ikuti mereka, uji coba peledakan dulu di Sumedang. Kita tidak melakukan penangkapan tapi kita ikuti sampai kita tahu laboratoriumnya di mana," beber Kapolri.

Ada tudingan dari FPI pelatihan peledakan bom itu difasilitasi Mako Brimob, karena terkait keterlibatan desertir Brimob Sofyan Tsauri?

"Sudah-sudah, tidak ada. Mereka kan sudah ditangkap jadi tersangka," jawab Kapolri.

Polisi pada Senin kemarin menyatakan, pihaknya menyita satu unit mobil Mitsubishi Galant dalam operasi penggerebekan terorisme, yang berujung pada penangkapan Abu Bakar Ba'asyir. Mobil yang dibeli oleh seorang pria warga Prancis itu hendak dipersiapkan menjadi bom mobil.

(ndr/nrl)

Selasa, 10/08/2010 14:59 WIB
SBY Minta Kapolri Jelaskan Penangkapan Ba'asyir
Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri untuk menjelaskan mengenai penangkapan Abu Bakar Ba'asyir. Tujuannya agar duduk persoalan sebenarnya mengenai terorisme bisa diketahui.

"Saya harap kapolri bisa menjelaskan kepada kita apa yang kemarin dijelaskan kepada rakyat agar kita juga tahu duduk persoalan sebenarnya," kata SBY di Sekretariat Negara, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Menurut SBY, meski ada ancaman terorisme, masyarakat tidak boleh surut dalam merayakan hari kemerdekaan RI.

"Saya memang mendengar ada yang mengancam ketika kita sedang merayakan peringatan kemerdekaan. Tapi saya berharap jangan karena ancaman kita surut merayakan hari yang bersejarah," kata

SBY mengatakan, pengamanan dan kewaspadaan dalam perayaan kemerdekaan RI harus ditingkatkan.

"Tetap harus berjalan karena negara tidak boleh kalah oleh kejahatan dalam bentuk apapun," tukasnya.

(gus/ndr)

Selasa, 10/08/2010 13:52 WIB
Putra Ba'asyir: Soal WN Prancis Itu Hanya Bikinan Polisi
Aprizal Rahmatullah - detikNews
Jakarta - Putra sulung Abu Bakar Ba'asyir, Abdurrachim, menolak keras sangkaan polisi soal keterlibatan anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) dalam kasus terorisme. Termasuk penyebutan adanya warga negara (WN) Prancis yang terlibat dan berkaitan dengan ayahnya.

"Ini kita sayangkan. Ini hanya bikinan saja. Tidak ada kaitan JAT dengan warga negara Prancis," jelas Iim, panggilan akrabnya, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Bukan hanya itu saja, dia juga menepis tudingan adanya anggota JAT yang ditangkap di Bandung karena memiliki peledak.

"Itu tidak benar yang di Bandung anggota JAT. Tidak ada dari kita yang terkait dengan kasus di Bandung," imbuhnya.

Polisi pada Senin kemarin menyatakan, pihaknya menyita satu unit mobil Mitsubishi Galant dalam operasi penggerebekan terorisme, yang berujung pada penangkapan Abu Bakar Ba'asyir. Mobil yang dibeli oleh seorang pria warga Prancis itu hendak dipersiapkan menjadi bom mobil.

(ndr/nrl)


Selasa, 10/08/2010 13:23 WIB
Hamzah Haz: Penangkapan Ba'asyir Jangan Membuat Publik Resah
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Mantan Wapres Hamzah Haz meminta agar penangkapan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir, tidak membuat masyarakat menjadi resah. Alasan penangkapan Ba'asyir harus dijelaskan secara transparan.

"Saya kira kita harus berhati-hati. Jangan buat publik resah, jangan-jangan tindakan kita yang meresahkan masyarakat," kata Hamzah Haz usai menjenguk eks Mensos Bachtiar Chamsyah di Rutan Klas I Cipinang, Jalan Bekasi Timur, Jakarta Timur, Selasa (10/8/2010).

Hamzah meminta Mabes Polri harus transparan menjelaskan alasan penangkapan Ba'asyir.

"Polri kan sudah menjelaskan alasannya Pak?" tanya wartawan.

"Kalau itu saya tidak tahu. Yang jelas zaman saya, saya jamin tidak ada ulama yang terlibat terorisme pada waktu saya menjabat menjadi wapres. Yang ditangkap itu yang di luar ulama," papar Hamzah.

Jadi alasannya kurang jelas, Pak? "Saya tidak tahu itu karena saya tidak mengikuti," jawab Hamzah.

(aan/nrl)

Selasa, 10/08/2010 13:13 WIB
Abu Bakar Baasyir Ditangkap
Din: Kumpulkan Bukti Yang Cukup, Jangan Asal Tuduh
Andi Saputra - detikNews

Din Syamsuddin.
Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengingatkan kepolisian tidak asal menuduh seseorang terlibat kejahatan terorisme. Polisi harus menunjukkan bukti kuat yang mendasari penangkapan Abu Bakar Ba'asyir.

"Jika tidak ada bukti-bukti kuat apalagi masih berdasarkan info dari pihak lain, pihak ke-tiga, maka seharusnya penegak hukum mengumpulkan bukti-bukti yang lebih kuat," kata Din di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Din juga menilai bahwa pihak kepolisian seharusnya menggunakan cara-cara yang lebih arif, mempertimbangkan hal-hal yang bersifat manusiawi saat menangkap Ba'syir. Jangan sampai, tindakan penangkapan Ba'asyir oleh kepolisian tersebut malah menyebabkan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

"Banyak kasus-kasus lain seperti koruptor, itu kan nggak langsung ditangkap, tapi dipanggil dulu, dijadikan sanksi. Tapi kasus Ba'asyir ini langsung ditahan," gugatnya.

Secara keseluruhan, Muhammadiyah, memandang aksi terorisme sebagai musuh bersama, musuh bangsa, dan agama. Maka jika benar ada bukti kuat menyangkut keterlibatan Ba'asyir dalam aksi terorisme, maka adalah hak penegak hukum untuk menindak pelanggaran hukum.

(asp/lh)

Selasa, 10/08/2010 13:08 WIB
Mahasiswa UIN Alauddin Turun ke Jalan Kecam Penangkapan Ba'asyir
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Makassar - Belasan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, berunjuk rasa. Mereka mengecam penangkapan Ketua Majelis Ansharu Tauhid Abu Bakar Ba'asyir, oleh Densus 88 Mabes Polri.

Para mahasiswa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya ini, berunjuk rasa di depan kampus UIN Alauddin, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Sulsel, Selasa (10/8/2010). Mereka menggelar mimbar bebas dan poster berisi kecaman terhadap polisi di tengah jalan.

Kordinator lapangan aksi mahasiswa UIN, Imam El-Haq, mengatakan sosok Ba'asyir tidak mungkin bisa mendanai kegiatan teroris yang memerlukan biaya banyak. Sebab selama ini kehidupan Ba'asyir sangat sederhana.

Menurut Imam, penangkapan Ustadz Ba'asyir ini sebagai pengalihan isu berbagai kasus, seperti rekening gendut para jenderal polisi, kenaikan Tarif Dasar Listrik dan ledakan gas Elpiji. "Penangkapan Ustadz Ba'asyir telah menciderai syiar Islam dan amar ma'ruf nahi munkar menjelang bulan suci Ramadhan," pungkas Imam yang diamini oleh para demonstran lain.

Aksi yang mendapat pengawalan ketat dari puluhan aparat kepolisian Polsek Tamalate ini berlangsung tertib.

(djo/djo)

Selasa, 10/08/2010 12:16 WIB
Hidayat: Polri Harus Perlakukan Ba'asyir dengan Manusiawi
Lia Harahap - detikNews

Jakarta - Densus 88 Mabes Polri telah menangkap Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir, yang diduga terlibat aksi terorisme di Indonesia. Dalam masa penangkapan itu, Polri diimbau memperlakukan Ba'asyir secara manusiawi.

"Saya kira untuk tokoh sesepuh seperti beliau sebaiknya diperlakukan dengan cara manusiawi," kata anggota Komisi I, Hidayat Nur Wahid, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Selain itu, mantan Presiden PKS ini juga meminta polisi untuk memberikan hak-hak Ba'asyir sebagai umat muslim, terlebih lagi saat bulan Ramadan.

"Rekan polisi akan berpuasa, beliau juga berpuasa. Saya harap semua hak-haknya diberikan," ujar dia.

Soal penangkapan Ba'asyir di Banjar, Jawa Barat, Hidayat juga sedikit menyayangkan cara penangkapan oleh Tim Densus 88.

"Sebaiknya ada cara yang lebih manusiawi yang bisa dilakukan oleh polisi (saat penangkapan) dengan tidak mencegat di jalan seperti itu. Misalnya dengan mengikuti beliau sampai di tempat tujuannya. Tapi ya sudahlah, faktanya beliau sudah ada di kepolisan sekarang," kata mantan Ketua MPR ini.

Dia juga berharap pada pihak kepolisian agar mampu membuktikan penangkapan Ba'asyir. Ini diperlukan agar tidak menjadi hal yang simpang siur di tengah masyarakat.

"Yang perlu dilakukan adalah kepolisian saat ini adalah membuktikan bahwa polisi tidak semena-mena atas penangkapan itu. Meskipun saya tidak mengatakan ini direkayasa, tapi banyak hal (masalah teroris) yang tidak selesai, dan akhirnya menghadirkan teror yang berkepanjangan," tutup dia.

(lia/lrn)

elasa, 10/08/2010 11:51 WIB
Putra Ba'asyir Bawakan Baju Ganti
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Abu Bakar Ba\'asyir.
Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Abdurrochim dan Abdurrosyid kembali berusaha menemui Abu Bakar Ba'asyir yang ditahan di Bareskrim Mabes Polri. Keduanya membawakan pakaian ganti untuk ayah mereka yang sejak ditangkap Senin pagi tak sempat berganti pakaian.

"Kita berharap bisa bertemu beliau, sebab beliau minta dibawakan pakaian. Kemarin belum sempat bawa sebab dilarang Densus 88 bawa barang bawaan," ujar Iim, panggilan akrab Abdurrochim.

Dia bersama kakaknya, Abdurrasyid, sekitar pukul 11.30 WIB, Selasa (10/8/2010), tiba di Bareskrim Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta. Uniknya meski mengaku maksud kedatangannya adalah untuk mengantar pakaian ganti bagi Abu Bakar Ba'asyir, mereka tidak terlihat membawa tas atau bungkusan pakaian.

"Nanti ada yang bawakan," jawab Iim saat ditanyai mengenai tas pakaian.

Turut datang bersama mereka adalah oleh Achmad Micdhan dari TPM dan dr Joserizal Jurnalis dari Mer-C. Rombongan kecil ini semuanya mengenakan kemeja koko warna putih.

"Kita mengantar 2 putra beliau untuk menjenguk. Ada pemintaan dari tokoh Islam yang ingin bertemu tapi belum dapat persetujuan dari Densus 88," ujar Michdan.

Sementara itu penjagaan di sekitar Mabes Polri terlihat diperketat. Selain dua unit mobil water cannon, di pelataran juga bersiaga seratusan anggota Dalmas Mabes Polri. Biasanya situasi demikian hanya berlangsung bisa ada aksi unjuk rasa besar-besaran.
(lh/nrl)

Selasa, 10/08/2010 10:52 WIB
Kabareskrim Sangkal Penangkapan Ba'asyir Pesanan Amerika
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir menuding penangkapan dirinya sebagai rekayasa Amerika Serikat. Mabes Polri menangkis tudingan itu.

"Tidak ada, pesanan dari mana, negara mana? Enggak ada sama sekali," kata Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Karena merasa ada intervensi Amerika itu pun Ba'asyir enggan menjawab pertanyaan penyidik. Namun Polri mengaku tidak mempersoalkannya.

"Ya tidak apa-apa. Kita juga memperhatikan kondisi kesehatannya dan kita perlakukan manusiawi," kata Ito.

Tindakan polisi dalam menangkap Ba'asyir ini, lanjut Ito, merupakan bagian dari pengamanan kepada masyarakat.

Bagaimana dengan barang bukti keterlibatan Ba'asyir? "Barang bukti tidak dipublikasikan, hanya dibuka di pengadilan," jawabnya.

(ndr/nrl)

Selasa, 10/08/2010 10:42 WIB
Ba'asyir Hanya Mau Beri Keterangan di Persidangan
Hestiana Dharmastuti - detikNews

Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Amir Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir menolak menjawab segala pertanyaan penyidik Mabes Polri terkait dugaan kasus terorisme di Aceh. Ba'asyir hanya akan memberikan keterangan di persidangan.

"Ustadz meminta untuk memberikan keterangan di persidangan," kata Koordinator Tim Pengacara Muslim, Achmad Michdan, kepada detikcom, Selasa (10/8/2010).

Dikatakan dia, Ba'asyir menolak semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya, termasuk merestui dan mendanai aksi kelompok teroris di Aceh.

"Tuduhan Ustadz mendanai aksi terorisme itu kan berasal dari tersangka yang memberikan keterangannya di bawah tekanan. Jadi, kita ragukan kesaksian itu," ujar Michdan.

Ba'asyir menolak menjawab 41 pertanyaan yang diberikan oleh penyidik. Namun, Polri tetap akan melanjutkan proses hukumnya. Ba'asyir diduga memiliki peran besar dalam aksi kelompok teroris di Aceh. Ia juga merencanakan peledakan dan ingin mengganti negara.

(aan/nrl)

Selasa, 10/08/2010 10:27 WIB
Polri Tak Masalah Ba'asyir Tolak Jawab Pertanyaan Penyidik
Indra Subagja - detikNews
Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Polri tidak khawatir dengan sikap Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir yang menolak menjawab pertanyaan penyidik. Polri tetap akan melanjutkan proses hukum.

"Ya dia tidak mau menjawab masalah itu. Silakan saja, kita punya bukti untuk menerapkan pasal," kata Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Marwoto saat dihubungi detikcom, Selasa (10/8/2010).

Dia menjelaskan, keterangan beberapa saksi telah menyebutkan peran Ba'asyir sebagai penggagas peledakan. Ba'asyir disebutkan sebagai penghimpun dana.

"Jadi dia menghubungi teman-temannya yang jadi pengusaha agar membantu. Beberapa sudah diamankan dan sudah ditahan," imbuhnya.

Selain itu menurutnya, polisi juga masih melakukan pemantauan atas sejumlah orang terkait kasus terorisme ini. "Masih ada yang dipantau, karena terus berkembang," tuturnya.

Sebelumnya pengacara Ba'asyir, Mahendradatta, menepis tudingan polisi soal kaitan dengan kasus terorisme. Bahkan saat diperiksa dengan 41 pertanyaan Ba'asyir sama sekali tidak memberikan jawaban.

"Segala perlawanan hukum adalah tugas kami. Kami akan lakukan termasuk upaya politik lainnya," kata Mahendra di Mabes Polri, Jumat (9/8) malam.

(ndr/nrl)

Selasa, 10/08/2010 10:21 WIB
Ba'asyir Dijenguk 2 Putranya di Mabes Polri
Hestiana Dharmastuti - detikNews

Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Setelah semalam mendekam di sel Mabes Polri, Amir Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir akan dikunjungi 2 putranya Abdurrochim dan Abdurrosyid yang datang dari Solo.

"Putra Ustadz dari Solo akan berkunjung. Mereka akan datang kira-kira pukul 10.00 WIB," kata Koordinator Tim Pengacara Muslim, Achmad Michdan, kepada detikcom, Selasa (10/8/2010).

Selain itu, kata dia, TPM akan memfasilitasi sejumlah tokoh Forum Umat Islam (FUI) yang akan membesuk Ba'asyir.

Menurut dia, belum ada agenda pemeriksaan lanjutan terhadap Ba'asyir. "Hasil penyelesaian pemeriksaan semalam, kita diminta siap-siap untuk pemeriksaan lanjutan yang akan datang," kata Michdan.

Ba'asyir ditangkap Densus 88 di Banjar, Jawa Barat, pada Senin (9/8) pukul 08.00 WIB. Ia diduga merestui dan mendanai aksi terorisme di Aceh. Namun, Ba'asyir menolak segala tuduhan itu.

(aan/nrl)

Selasa, 10/08/2010 10:02 WIB
Polri: Ba'asyir Ingin Ganti Negara & Punya Gagasan Peledakan
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Polri meyakini Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir terkait kelompok teroris Aceh. Polisi menduga Ba'asyir memiliki peran besar dalam rencana aksi kelompok tersebut.

"Kita punya bukti dia yang punya gagasan merencanakan peledakan," kata Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Marwoto saat dihubungi detikcom, Selasa (10/8/2010).

Alasan Ba'asyir melakukan peledakan itu pun, lanjut Marwoto, bertujuan sebagai jihad. "Mungkin ingin mengganti negara," imbuhnya.

Keterangan itu diperoleh Polri berdasarkan pengakuan dari sejumlah tersangka yang sudah ditangkap. Antara lain berdasarkan pengakuan Ubeid yang kini ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok.

Sebelumnya pengacara Ba'asyir, Mahendradata, menepis tudingan polisi soal kaitan dengan kasus terorisme. Bahkan saat diperiksa dengan 41 pertanyaan Ba'asyir sama sekali tidak memberikan jawaban.

"Segala perlawanan hukum adalah tugas kami. Kami akan lakukan termasuk upaya politik lainnya," kata Mahendra di Mabes Polri, Jumat (9/8) malam.
(ndr/nrl)

Selasa, 10/08/2010 08:03 WIB
Punya Bukti Kuat, Polri Tak Gentar Dipraperadilankan Ba'asyir
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Mabes Polri masih belum menetapkan pasal yang dikenakan kepada Abu Bakar Ba'asyir. Meski polri mengaku memiliki bukti kuat, namun bukti-bukti tersebut belum belum bisa diungkap.

"Yang jelas Undang-Undang Terorisme. Nanti kita liat dari bukti-bukti yang ada," ujar Kabareskrim Komjen Ito Sumardi saat kepada detikcom, Selasa (10/8/2010).

Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini mengatakan saat ini Polri belum bisa mengungkap bukti-bukti yang menguatkan Abu Bakar Ba'asyir terlibat kegiatan terorisme.

"Buktinya banyak. Kita tidak bisa ungkapkan sekarang, kan perlu di tanyakan kembali," paparnya.

Mengenai rencana upaya hukum praperadilan yang diajukan oleh kuasa hukum Pimpinan Jamaah Ansoru Tauhid (JAT) ini, Ito mempersilahkan hal itu dilakukan.

"Boleh saja, itukan diatur undang-undang," jelas Ito.

(mpr/ndr)

Senin, 09/08/2010 22:51 WIB
Abu Bakar Ba'asyir Mentahkan 41 Pertanyaan Penyidik
Mega Putra Ratya - detikNews

Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Solo, Jawa Tengah, Abu Bakar Ba'asyir dicecer 41 pertanyaan oleh penyidik Mabes Polri. Semua pertanyaan dimentahkan oleh Pimpinan Jamaah Ansoru Tauhid (JAT) ini.

"Untuk sementara pemeriksaan selesai. Ada 41 pertanyaan yang diajukan dan tidak ada pertanyaan yang dijawab," ujar Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Senin (9/8/2010) malam.

Mahendradatta mengatakan Abu Bakar Ba'asyir juga tidak menandatangani apapun Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Menurutnya kalau Ba'asyir dikatakan tidak koperatif memang sangat tidak koperatif.

"Karena beliau merasa tidak perlu kerjasama," imbuhnya.

Selama pemeriksaan, lanjut Mahendradatta, Ba'asyir ditanya seputar Terorisme di Aceh dan tidak bersedia menjawab. Ba'asyir baru akan menyampaikan keterangannya di pengadilan nanti.

"Ustad tidak bersedia menjawab dan akan disampaikan di pengadilan," jelas Mahendra.

Mahendra bersama TPM akan menempuh seluruh jalur hukum seperti praperadilan. "Segala perlawanan hukum adalah tugas kami. Kami akan lakukan termasuk upaya politik lainnya. ujar dia.

Ketika ditanya pasal apa yang dikenakan kepada Ba'asyir, Mahendra mengatakan satu buku UU Teroris disangkakan kepadanya. "Mulai dari mendanai, kemudian merancang, mengetahui informasi, mendukung aktivitas teroris," tutupnya.
(mpr/anw)

Senin, 09/08/2010 17:59 WIB
TPM: Polisi Pecahkan Kaca Mobil Saat Tangkap Ba'asyir
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Jakarta - Polisi dinilai bertindak berlebihan saat hendak menangkap Amir Jamaah Ansorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir. Polisi sampai memecahkan kaca mobil yang ditumpangi Ba'asyir.

"Kaca depan mobil Ba'asyir dipecahkan kemudian dibawa ke Jakarta," kata Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradata di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Senin (9/8/2010).

Ba'asyir ditangkap pada pukul 08.00 WIB, dalam perjalanan dari Tasikmalaya, Jawa Barat menuju Solo, Jawa Tengah. Ikut ditangkap 5 pengawal Ba'asyir yang dinilai menghalang-halangi penangkapan.

Sementara itu Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi menegaskan tindakan itu merupakan bagian dari proses penangkapan.

"Itu teknis penangkapan," terang Ito di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus.

(ndr/ken)

Senin, 09/08/2010 17:45 WIB
Penangkapan Abu Bakar Ba'asyir
Hasyim Muzadi: Harus Berdasar Pembuktian, Bukan Prasangka
M. Rizal - detikNews

Abu Bakar Ba\'asyir
Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Ustdaz Abu Bakar Ba'asyir kembali ditangkap polisi atas dugaan terlibat dalam kegiatan terorisme. Penangkapan tersebut hendaknya tidak didasarkan pada prasangka semata, melainkan pada bukti-bukti konkrit.

"Itu perlu pembuktian, bukan atas dasar prasangkaan saja. Polisi yang memiliki datanya, buktikan saja," kata Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS), KH Hasyim Muzadi, di kantornya Jl Dempo 5A, Matraman Dalam, Jakarta, Senin (9/8/2010).

Mantan Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menegaskan, sejak awal dirinya telah mengusulkan kepada pemerintah agar penanganan terorisme harus dilakukan secara konprehensif. Mulai dari pendekatan ideologis, pendekatan sosial, keagamaan (keulamaan), intelejen dan keamanan.

"Dari ideologis dahulu, karena dari situ akarnya, lalu didialogkan untuk mendegredasi ekstrimisme, baru pendekatan kebangsaan. Kalau loncat langsung ke represif, itu nanti bisa menangkap terorisnya, tapi tidak menghilangkan terorisme. Sama seperti menangkapi para koruptor, tapi hampir dipastikan tak bisa memberantas korupsi, ini karena masalah sistem," tegas pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Depok, ini.

Usulan penanganan terorisme ini, lanjut Hasyim, sudah disampaikan ke pemerintah melalui Kementerian Polhukam bidang Desk Anti Teror. Seharusnya, desk ini memiliki ahli-ahli di bidang agama.

"Kenapa soal aqidah menjadi ekstrimitas. Itu harus diurai, jangan diurai di seminar, tapi diomongkan ke terorisnya, maka terjadi degredasi militansi itu sendiri," ujarnya.
(zal/lh)

Senin, 09/08/2010 15:38 WIB
JAT Kecam Cara Polisi Menangkap Ba'asyir
Muchus Budi R. - detikNews
Solo - Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) mengecam keras cara polisi menangkap Ba'asyir di tengah perjalanan. Cara tersebut disebut sebagai cara yang kasar. Apalagi di dalam mobil yang ditumpangi Ba'asyir terdapat dua perempuan tua yang kelelahan karena perjalanan jauh dan tidak tahu-menahu dengan persoalan yang terjadi.

Dalam jumpa pers di kantor pusat JAT di Cemani, Grogol, Sukoharjo, JAT mengecam keras tindakan polisi dalam melakukan penangkapan Ba'asyir. Sekretaris JAT, Abdurrahman, selaku juru bicara mengatakan Ba'asyir bukanlah seorang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sehingga tidak perlu diperlakukan secara paksa dengan ditangkap di perjalanan.

"Cara-cara penangkapan seorang ulama sepuh seperti Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan dilakukan di jalanan tanpa kejelasan kesalahan beliau merupakan cara-cara biadab dan kasar," ujar Abdurrahman, Senin (9/8/2010).

Mereka juga mengecam tindakan polisi itu karena di dalam kendaraan terdapat wanita-wanita yang sudah tua dan kelelahan dalam perjalanan berkendaraan darat yang jauh.

Lebih lanjut JAT menduga penangkapan tersebut tak lepas dari upaya pengalihan isu terhadap berbagai kasus yang menimpa polisi. Karenanya JAT mendesak agar Ba'asyir dan semua yang berada di dalam mobil saat penangkapan segera dibebaskan tanpa syarat. Karena hingga saat ini kesemuanya masih belum diketahui keberadaannya.

Dalam jumpa pers tersebut, Abdurrachman didampingi oleh Afif Abdul Majid (pimpinan JAT Jateng), Sholeh Ibrahim (pimpinan JAT Surakarta) dan Abdurrachim (anak kandung Ba'asyir).
(djo/djo)

Tak Boleh Jenguk Ayah, Putri Ba'asyir Menangis
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Putri Abu Bakar Ba'asyir, Endang, menangis di Mabes Polri. Endang sedih karena tidak diperbolehkan menjenguk ayahnya yang ditangkap Densus 88 karena diduga terkait terorisme.

"Saya tidak diberi izin, mereka terlalu sulit," kata Endang usai mencoba menjenguk ayahnya di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2010).

Endang yang mengenakan cadar berwarna biru tua itu yakin ayahnya tidak tersangkut dengan jaringan teroris. Perempuan yang datang ditemani satu orang kerabatnya itu yakin, penangkapan ayahnya hanya rekayasa.

"Saya yakin Bapak tidak bersalah, saya tahu persis," kata Endang dengan suara serak.

Endang mengaku sakit hati dengan penangkapan ayahnya. Namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa. "Saya sakit, Bapak saya diambil terus, dia punya apa? Dia hanya punya iman, kekuatan dia hanya dari Allah," katanya.

"Ya Allah, jadikan air mata saya sebagai senjata," kata Endang sedih.

Sebelumnya Ba'asyir ditangkap Densus 88 di daerah Banjar saat hendak pulang ke Solo. Polisi mengklaim, Ba'asyir terlibat dengan kelompok teroris di Aceh.

Polisi mengaku memiliki bukti keterlibatan Ba'asyir itu. Namun polisi belum mau membukanya.
(ken/nrl)

Senin, 09/08/2010 15:45 WIB
Mabes Polri: Ba'asyir Terkait Banyak Gerakan Terorisme
Irwan Nugroho - detikNews

Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Polri mengungkapkan Amir Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) Ustadz Abu Bakar Ba'asyir terkait dengan banyak gerakan terorisme. Polri sudah lama mengendusnya.

"Jadi (Ba'asyir terlibat) banyak gerakan lain yang sudah lama. Dan kita sudah lama menyelidiki, tentunya Polri tidak sembarangan saja mengambil orang," ujar Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi kepada wartawan usai menghadiri rapat soal gas di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (9/8/2010).

Ito juga mengungkapkan, Ba'asyir tak hanya terlibat dengan jaringan terorisme di Aceh saja.

"Semuanya, yang bersangkutan itu bukan hanya di Aceh saja," ucapnya.

Ito menjelaskan, Polri telah lama melakukan penyelidikan dan tidak melakukan tindakan gegabah. Dia juga menampik penangkapan pengasuh Ponpes Al Mukmin, Ngruki, ini karena tendensi politik tertentu.

Lebih lanjut Ito mengatakan, Ba'asyir masih dalam proses penyelidikan. Jika terbukti akan segera dilakukan proses penyidikan. Selama penyelidikan, Ba'asyir akan ditahan. (gun/nrl)
Senin, 09/08/2010 15:32 WIB
Ba'asyir Dibawakan Baju Koko & Sarung
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Baju dan sarung untuk Ba\'asyir (Lauren/ detikcom)
Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Beberapa orang dari Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) mendatangi Mabes Polri. Mereka membawakan Amir JAT Abu Bakar Ba'asyir baju koko dan sarung.

Firman, anggota JAT dan 3 rekannya menunggu untuk bertemu Ba'asyir di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (9/8/2010).

"Ini baju koko 1 stel, sarung, dan kaos dalam buat ustadz. Memang ustadz juga minta," kata Firman (37), anggota JAT dari Pejaten, Jaksel, ini.

Baju koko, sarung dan kaos masih anyar dan dikemas dalam plastik. "Kita hanya berempat yang boleh masuk, seratusan teman lainnya di luar," kata Firman.

Firman mengaku kecewa Ba'asyir ditangkap. "Ustadz bukan DPO. Ustadz jelas keberadaannya. Ustadz dijemput di jalan dari Pondok Pesantren Nurul Salam di Ciamis ke Solo pukul 07.00 WIB," papar dia.

"Ini bukan penangkapan, ini penculikan karena tidak ada surat pemberitahuan," lanjut Firman.
(aan/nrl)

Senin, 09/08/2010 15:32 WIB
Berurai Air Mata, Iim Ba'asyir Khawatirkan Kesehatan Ibundanya
Muchus Budi R. - detikNews
Solo - Abdurrochim Ba'asyir, anak bungsu Abu Bakar Ba'asyir, sangat terpukul atas penangkapan yang dilakukan polisi terhadap kedua orangtuanya. Dia berharap kedua orangtuanya, terutama ibunya, segera dibebaskan. Dia juga mengecam tindakan polisi yang yang dinilainya tidak bermoral karena menangkap orang di jalan, padahal orang tersebut bukan DPO.

"Kami mengecam keras tindakan polisi dalam menangkap ayah kami. Beliau bukan DPO, mengapa harus ditangkap di jalan. Mengapa tidak menunggu dulu sampai di rumah, agar polisi lebih terlihat beradab dan berakhlaq. Kejadian seperti ini yang akan semakin menghilangkan wibawa polisi institusi resmi negara," ujar Iim, panggilan akrab Abdurrochim kepada wartawan di Solo, Senin (9/8/2010).

Iim juga mengkhawatirkan kondisi ibunya, Aisyah Baradja atau juga sering dipanggil Umi Aisyah Ba'asyir, yang hingga saat ini belum bisa dihubungi dan diketahui keberadaannya. Yang semakin membuat dia dan keluarga panik adalah hingga saat ini polisi juga tidak memberitahukan secara resmi tentang penangkapan Ba'asyir dan keberadaan orang-orang lainnya yang berada satu mobil dengan Ba'syir saat ditangkap.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ba'asyir ditangkap dalam perjalanan darat saat berada di Banjar Patroman, Ciamis, Jabar, Senin pagi. Selain Ba'asyir, dalam mobil tersebut juga terdapat Aisyah (istri Ba'asyir), Muslihah Sungkar (istri Dirut Ngruki, Ustadz Wahyuddin), seorang asisten Ba'asyir dan seorang sopir.

"Kami mengkhawatirkan kondisi umi (ibu -red). Beliau sudah tua, sudah tidak bisa berjalan jauh. Kondisi fisik beliau saat ini sudah sering sakit-sakitan dan mudah kelelahan karena kondisi gula darahnya serta penyakit-penyakit lainnya," ujar Iim sambil berurai air mata. Bahkan Iim sempat terisak dan terdiam dan tak bisa berkata-kata cukup lama setelahnya.

Selanjutnya dia menambahkan, tidak biasanya ibundanya mengikuti pengajian Ba'syir di luar kota. Baru pada kesempatan kali ini Aisyah turut serta karena sekalian mendatangi acara keluarga di Bandung untuk bertemu saudara-saudaranya.

Dia juga menambahkan kondisi kesehatan Ba'asyir juga tidak cukup baik. Dalam beberapa hari terakhir ayahnya mengeluhkan sakit mag. Bahkan sebelum berangkat ke Jawa Barat, Ba'asyir meluangkan beberapa hari beristirahat karena kondisi lambungnya itu.

"Kami besok akan ke Mabes Polri untuk mendesak pembebasan kedua orangtua kami. Selanjutnya proses hukum yang terkait keduanya akan kami serahkan kepada TPM. Sedangkan perawatan kesehatan keduanya akan kami serahkan kepada MerC. Hanya kepada mereka kami mempercayakan urusan ini," ujar Iim.
(djo/djo)

Senin, 09/08/2010 15:06 WIB
TPM Bertemu Ba'asyir di Mabes Polri
Hestiana Dharmastuti - detikNews

Foto Terkait
gb
Ba'asyir Ditangkap Densus 88
Jakarta - Tim Pembela Muslim (TPM) menyambangi Mabes Polri untuk bertemu dengan Amir Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir.

"Kita sudah di dalam (Mabes Polri). Kita bertemu penyidik dan Ba'asyir," kata Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Michdan, kepada detikcom, Senin (9/8/2010).

Pertemuan itu masih berlangsung. "Kita sedang mendengarkan keterangan penyidik. Nanti saja ya," ujar Michdan.

Ba'asyir ditangkap di Banjar Patroman (dulu bagian Ciamis), Jawa Barat, dalam perjalanan pulang ke Solo. Selain itu, istri Ba'asyir, Umi Aisyah Ba'asyir, dan istri Direktur Pesantren Ngruki Wahyuddin juga diamankan. Ba'asyir telah dibawa ke Mabes Polri.

Mabes Polri mengatakan, Ba'asyir diduga merestui dan mendanai gerakan terorisme. (aan/nrl)

Related Post



Tidak ada komentar: