HUKUM SEPUTAR KEGUGURAN
1.
APA MAKNA
KEGUGURAN?
السقط secara bahasa adalah
anak yang terlahir dari perut ibunya dalam keadaan tidak sempurna. Dalam bahasa
arab dikatakan أسقطته أمه فهي مسقط artinya Ibunya telah menggugurkannya dan dia (ibunya)
adalah musqit.
Secara istilah : Janin yang terlahir dari perut
ibunya dalam keadaan telah meninggal dunia.
2.
DALIL ADANYA HUKUM KEGUGURAN DALAM ISLAM
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda
:
والذي نفسي بيده إن السقط ليجر أمه بسرره إلى
الجنة إذا احتسبته
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya,
sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga dengan
bersama ari-arinya apabila ibunya mengharap pahala dari Allah (dengan musibah
tersebut) ( HR Ibnu Majah; dishahihkan oleh Albani)
perempuan keguguran ada beberapa keadaan:
Pertama:
wanita yang mengalami keguguran tatkala janin masih
berbentuk zigote sebelum 40 hari.
maka wajib bagi wanita tersebut
untuk mengenakan pembalut (yang dapat menahan keluarnya darah mengenai pakaian)
karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam memerintahkan Asma
binti Umair untuk mengenakan pembalut tatkala melahirkan di Dzil khulaifah. (
HR Muslim ). dan ini tidak
termasuk nifas,
kedua: wanita
yang mengalami keguguran tatkala janin embrio ( pada 40 hari kedua )
Maka hukumnya sama dengan yang pertama. Wanita tersebut wajib
untuk tetap melaksanakan sholat dan berpuasa jika ia sedang berpuasa serta
boleh bagi suami untuk menggaulinya. Darah yang keluar dengan sebab
keguguran pada masa ini lebih dekat kepada perkataan ahli ilmu bahwa darah
tersebut tidak membatalkan wudhu dan tidak wajib baginya untuk mengulang
wudhunya disetiap sholat apabila tidak ada yang membatalkan wudhunya seperti
karena eluar angin atau buang air. ini juga tidak
termasuk nifas
ketiga: Wanita
yang mengalami keguguran tatkala janin telah masuk hari ke-80. Apabila belum mencapai usia 90 hari
kehamilan dan tidak diketahui apakah janin sudah berbentuk manusia atau belum
maka hendaknya wanita tersebut mengenakan pemabalut untuk mencegah keluarnya
darah mengenai pakaiannya. Ia boleh sholat, puasa dan boleh bercampur
dengan suami. Darah yang keluar darinya tidak membatalkan wudhu dan tidak wajib
mengulang wudhunya setiap hendak sholat kecuali apabila ada pembatal wudhu lain
seperti kencing atau buang air.
Ke Empat: Wanita
yang mengalami keguguran tatkala janin telah masuk 90 hari maka dihukumi dengan hukum nifas. Tidak
boleh sholat, puasa dan tidak boleh bercampur dengan suaminya hingga darah
berhenti, atau keluar cairan kekuning-kuningan atau keruh, atau mencapai hari
ke-40 dari pendarahan. Jika telah mencapai hari ke-40 ini maka wanita tersebut
mandi, boleh sholat, berpuasa, dan bercampur dengan suaminya.
kelima : Keguguran terjadi setelah janin
berusia 4 bulan (setelah ditiupkannya ruh) maka wanita tersebut dihukumi denga
hukum nifas. Tidak
boleh sholat, puasa, dan bercampur dengan suaminya sampai darah berhenti atau
keluar cairan kekuning-kuningan atau keruh atau mencapai hari ke-40 dari
pendarahan. Apabila sudah mencapai hari ke-40 padahal darah belum berhenti dan
juga belum keluar cairan kekuning-kuningan atau keruh maka wanita tersebut
boleh mandi, sholat, berpuasa dan berkumpul dengan suaminya.
Janin yang keguguran pada masa ini (setelah ditiupkannya ruh) dan
usianya telah mencapai 4 bulan maka jenazahnya dimandikan, dikafani,
disholatkan dan dimakamkan di pemakaman kaum muslimin. Selain itu ia juga
disembelihkan hewan aqiqah pada hari ke-7 setelah kegugurannya.
4. BAGAIMANA
PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
Janin yang berada diperut seorang ibu itu
mengalami tiga fase. Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam kitabNya
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ
مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ
مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ
وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan….( Al Hajj : 5 )
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam telah
menjelaskan pula fase-fase ini dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin
Mas’udradhiallahu
‘anhu
إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما ثم
يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يبعث الله ملكا فيؤمر بأربع كلمات
ويقال له اكتب عمله ورزقه وأجله وشقي أو سعيد
”Sesungguhnya kalian diciptakan di perut ibumu
selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah dalam waktu
yang sama (empat puluh hari), kemudian berubah menjadi segumpal daging dalam
waktu yang sama (empat puluh malam). Kemudian Allah mengutus malaikat dan
memerintahkannya empat perkara, dikatakan kepadanya,” tuliskan untuknya tentang
amalannya, rizkinya, ajalnya dan termasuk orang yang celaka atau bahagia.”
5.
HUKUM MENGGUGURKAN KANDUNGAN DENGAN SENGAJA ( ABORSI )
Secara umum, syariat islam
mengharamkan aborsi. Ulama telah bersepakat haramnya menggugurkan kandungan baik
sebelum atau setelah ditiupkannya ruh pada janin.
Masalah
penting !
Apabila keguguran terjadi setelah beberapa masa janin meninggal
didalam rahim, maka yang dihitung adalah umur janin keadaan hidup didalam
rahim, bukan usia janin pada saat keguguran. Sebagai contoh keguguran
terjadi pada usia kehamilan 3 bulan. Diketahui bahwa janin telah meninggal
sebulan sebelum keguguran. Maka usia janin hanya dihitung 2 bulan saja dan
wanita tersebut dihukumi dengan hukum seperti pada point pertama (
wanita tersebut mengenakan pembalut untuk mencegah darah keluar mengenai
pakaiannya, boleh sholat, puasa dan dicampuri oleh suaminya).
CATATAN:
Tidaklah ditiupkan ruh kecuali setelah usia kandungan 120
hari. Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan janin dalam kandungan adalah 3
bulan atau paling sedikit 81 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar