TIGA LANDASAN UTAMA
Oleh: Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab
Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda.
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat
perkara, yaitu:
- Ilmu; mengenal Allah, Rasul-Nya dan Islam berdasarkan dalil-dalil.
- Amal; menerapkan ilmu ini.
- Dakwah; mengajak orang lain kepada ilmu ini.
- Sabar; tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berdakwah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah Ta’ala: “Demi masa.
Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta nasehat-menasehati
dengan kebenaran dan dengan kesabaran” [Q103 (Al Ashr): 1-3]
Imam Asy-Syafi’i mengatakan: ‘Seandainya Allah hanya
menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat mahluk-Nya, tanpa hujjah
lain, sungguh telah cukup surah ini sbg hujjah bagi mereka.’
Dan Imam Al Bukhari mengatakan: ’Bab ilmu didahulukan
sebelum ucapan dan perbuatan.’ Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala Q47:19.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu
(berpengetahuan) sebelum ucapan dan perbuatan.
Saudaraku,
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim untuk
mempelajari dan engamalkan ketiga perkara ini:
- Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tapi mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka. Q73:15-16.
- Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus menjadi rasul. Q72:18.
- Bahwa barang siapa mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun itu keluarga terdekat. Q58:22.
Saudaraku,
Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim
adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu
sebenarnya mereka diciptakan-Nya. “Dan Aku tidak ciptakan jin dan
manusia, melainkan untuk beribadah/mengabdi kepada-Ku” [Q51:56].
Ibadah, dalam ayat di atas, artinya tauhid. Dan perintah
Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah untuk Allah
semata. Sedangkan larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu
menyembah selain Allah disamping menyembah-Nya. “Sembahlah Aku dan
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya” [Q4:36].
Kemudian, apabila Anda ditanya: Apakah 3 Landasan Utama
yang wajib diketahui oleh manusia? Maka hendaklah Anda jawab: Yaitu mengenal
Allah Azza wa Jalla; mengenal agama Islam; dan mengenal Nabi Muhammad SAW.
1. MENGENAL ALLAH, ‘AZZA WA JALLA
Apabila Anda ditanya: Siapakah Tuhanmu? Maka katakanlah:
Tuhanku adalah Allah, yang telah memelihara diriku dan semesta alam ini dengan
segala nikmat yang dikaruniakan-Nya. Dan Dialah sembahanku, tiada sesembahan
yang haq selain Dia.
“Segala puji hanya milik Allah, Tuhan Pemelihara
semesta alam” [Q1:1]
Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan aku adalah
salah satu dari semesta alam ini.
Selanjutnya, jika Anda ditanya: Melalui apa Anda mengenal
Tuhan? Maka hendaklah Anda jawab: Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui
ciptaan-Nya. Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah: malam, siang, matahari
dan bulan. Sedang diantara ciptaan-Nya adalah: tujuh langit dan
tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.
tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam,
siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi
sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.”
[Q41:37].
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit & bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang ngikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan & bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan & memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” [Q7:54].
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan & bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan & memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” [Q7:54].
Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya Q2:21-22.
Ibnu Katsir mengatakan: “Hanya Pencipta segala sesuatu
yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah.”
Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah swt antara
lain:
Islam (rukun
Islam), iman, ihsan, do’a, khauf (takut), raja’ (pengharapan), tawakkal,
raghbah (penuh minat), rahbah (cemas), khusyu’ (tunduk), inabah
(kembali kepada-Nya), isti’anah (memohon pertolongan-Nya), isti’adzah
(meminta perlindungan-Nya), istighatsah (meminta pertolongan untuk
dimenangkan atau diselamatkan), dzabh (pemyembelihan), nadzar dan
macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah.
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan
Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah.” [Q72:18]
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping
Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya
perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada
beruntung.” [Q23:117]
Dalil macam-macam ibadah:
- Dalil
Do’a: “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan
Ku-perkenankan bagimu.’ Sesungguhnya orang-orang yang enggan untuk
beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam
keadaan hina-dina” [Q40:60] dan HR At-Tirmidzi “Do’a adalah sari ibadah.”
- Dalil khauf: “…Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman.” [Q3:275]
- Dalil raja’: “…Untuk itu, barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.” [Q18:110]
- Dalil tawakkal: Q5:23 dan “…Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan mencukupinya…” [Q65:3]
- Dalil raghbah, rahbah dan khusyu’: “…Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan kebaikan-kebaikan) serta mereka berdo’a kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami.” [Q21:90]
- Dalil khasy-yah (takut): Q2:150
- Dalil inabah: “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah-dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya), sebelum dating adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat tertolong (lagi)” [Q39:54]
- Dalil isti’anah: Q1:4 dan HR At-Tirmidzi “Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada Allah”
- Dalil isti’adzah: Q113:1 dan Q114:1-2
- Dalil istighatsah: Q8:9
- Dalil dzabh: Q6:162-163 dan Hadits: “Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah…”
- Dalil nadzar: Q76:7
2. MENGENAL ISLAM
Islam, adalah berserah
diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan
akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan
orang-orang yang berbuat syirik.
Dan agama Islam dalam pengertian tsb mempunyai 3 (tiga)
tingkatan, yaitu: islam, iman dan ihsan. Masing-masing tingkatan
mempunyai rukun-rukunnya.
Rukun Islam (5)
1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan), bahwa tiada
sesembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Dalil yang
berhubungan dengan syahadat: Q3:18, Q43:26-28, Q3:64 dan Q9:128.
Syahadat “Laa ilaaha illallaah”
mengandung dua unsur: menolak dan menetapkan; menolak segala sesembahan
selain Allah dan menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata,
tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam penyembahan Allah,
sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu dalam
kekuasaan-Nya.
Syahadat “Muhammad rasulullaah”
berarti mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang
diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan menyembah
Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.
2. Mendirikan Shalat. Adapun dalil shalat dan zakat
serta tafsiran tauhidnya: Q98:5.
3. Zakat.
4. Shiyam (puasa). Dalilnya: Q2:183
5. Haji. Dalilnya: Q3:97
Rukun Iman
Iman itu lebih dari 70 (tujuh puluh) cabang. Cabang yang
paling tinggi adalah Syahadat “laa illaaha illallaah”, sedangkan
cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan
sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
Rukun Iman ada 6:
- Iman kepada Allah
- Iman kepada para Malaikat-Nya
- Iman kepada Kitab-kitab-Nya
- Iman kepada para Rasul-Nya
- Iman kepada hari Akhirat
- Iman kepada qadar*) yang baik maupun yang buruk.
Dalil dari rukun iman: Q2:177 dan Q54:49*)Qadar; takdir: ketentuan
Allah. Yaitu iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah
diketahui, dicatat, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah SWT.
Rukun Ihsan
Ihsan rukunnya hanya satu, yaitu: Beribadah kepada Allah
dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu.
Dalilnya: Q16:128, Q26:217-220, Q10:61 dan Hadist yang
diriwayatkan oleh Muslim dan Al Bukhari.
3. MENGENAL NABI MUHAMMAD SAW
Beliau adalah Muhammad bin ‘Abdullah, bin ‘Abdul
Muthalib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy
termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma’il,
putra Nabi Ibrahim alaihisallam. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan
kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau berumur 63 tahun;
diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi
serta rasul.
Beliau diangkat sebagai nabi dengan ‘Iqra’ dan
diangkat sebagai rasul dengan surat ‘Al Mudatstsir’.
Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi
syirik dan mengajak kepada tauhid.
seperti dalam dalil Q74:1-7: “Wahai orang yang berselimut! Bangunlah,
lalu sampaikanlah peringatan.
Agungkanlah Tuhanmu. Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah
berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan
balasan yang lebih banyak. Seta bersabarlah untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu”.
Beliaupun melaksanakan perintah ini (mengajak kepada tauhid)
dengan tekun dan gigih selama 10 tahun. Setelah 10 (sepuluh) tahun, beliau di-mi’raj-kan
(diangkat naik) ke atas langit dan disyariatkan kepada beliau shalat 5 waktu.
Beliau melakukan shalat di Makkah selama 3 tahun. Kemudian sesudah itu beliau
diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah
pengertiannya adalah pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat
Islam. Dan kewajiban tsb hukumnya tetap
berlaku sampai hari Kiamat. Adapun dalilnya: Q4:97-99, Q29:56 dan HR Ahmad: “Hijrah
tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat
tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat”.
Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan
kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma’ruf &
nahi mungkar serta syariat-syariat Islam lainnya.
Beliau pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan
tekun dan gigih selama 10 (sepuluh) tahun. Setelah itu beliau wafat, sedang
agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama (din) yang beliau bawa: Tiada
suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya dan tiada suatu
keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya dijauhi. Kebaikan
yang beliau tunjukkan adalah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai
Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi adalah syirik
serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
Nabi Muhammad SAW diutus Allah kepada seluruh umat manusia,
dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya. “Katakanlah… Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepada kamu semua” [Q7:158].
Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya
untuk kita. “…Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu dan Aku
lengkapkan kepadamu nikmat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu” [Q5:3].
Adapun dalil yang menunjukan bahwa beliau juga wafat adalah:
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati (pula).
Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari Kiamat berbantah-bantahan di
hadapan Tuhanmu” [Q39:30-31].
Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan
kembali. “Berasal dari tanahlah kamu
telah Kami jadikan dan kepadanya kamu Kami kembaliakan serta darinya kamu akan
Kami bangkitkan sekali lagi.” [Q20:55] serta Q71:17-18.
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan
diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka, Q53:31. Barang siapa yang tidak mengimani kebangkitan
ini, maka dia adalah kafir, Q64:7.
Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai khabar
gembira dan pemberi peringatan, “(Kami telah mengutus) rasul-rasul
menjadi penyampai khabar gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada lagi
suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu…”
[Q4:165].
Rasul pertama adalah Nabi Nuh AS dan rasul terakhir
adalah Nabi Muhammad SAW, serta beliaulah penutup para nabi. Q4:163.
Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul,
mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk
beribadah kepada Allah semata dan melarang mereka beribadah kepada thaghut*),
Q16:36. Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya
supaya bersikap kafir kepada thaghut dan hanya beriman dan bertaqwa
kepada-Nya.
*)Thaghut: setiap yang diperlakukan manusia secara
melampaui batas (yang telah ditentukan Allah), seperti dengan disembah, atau
diikuti, atau dipatuhi. (Ibnu Al Qayyim)
Thaghut banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada 5 (lima):
- Iblis, yang telah dilaknat Allah
- Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela
- Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya
- Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib
- Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah ditetapkan Allah.
“Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini.Sungguh telah
jelas kebenaran dari kesesatan. Maka barang-siapa yang ingkar kepada thaghut
dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan
tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha Mendengan
lagi Maha Mengetahui.” [Q2:256].
Ingkar kepada semua thaghut dan iman kepada Allah saja,
sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas adalah hakekat syahadat “Laa illaaha illallaah”
“Pokok persoalan (agama) adalah Islam, dan tiangnya
adalah shalat sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah”
[HR At Thabarani & At Tirmidzi].
Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu, Semoga shalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam, kepada keluarga dan para sahabatnya serta kepada para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar